Polisi Minta Dokter Buron Kasus Ninoy Karundeng Menyerahkan Diri
- VIVAnews / Foe Peace
VIVA – Polisi menyebut ada dua tersangka dalam kasus dugaan penculikan dan penganiayaan pegiat media sosial Ninoy Karundeng yang memerintahkan pendukung Joko Widodo itu untuk menulis surat pernyataan yang tidak ada penganiayaan di Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat pada 30 September.
Mereka adalah RDS dan seorang dokter bernama Insani alias IZH.
"Mereka menuntun korban (Ninoy) agar tidak mempermasalahkan penganiayaan di TKP," ujar Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Dedy Murti di Markas Polda Metro Jaya, Selasa, 22 Oktober 2019.
Selain surat itu, ternyata Ninoy pun diminta membuat surat agar tidak melapor ke polisi. Ninoy pun menuruti karena diancam. Namun, pada akhirnya Ninoy tetap membuat laporan polisi. Hingga akhirnya diciduk 15 orang pelaku.
"Mereka juga menuntun korban membuat surat pertanyaan tidak lapor ke polisi," katanya lagi.
Sebelumnya diberitakan, Ninoy membenarkan soal surat viral di medsos yang dibuatnya. Surat itu berisi pernyataan, kalau dia tidak diculik dan dianiaya. "Perihal surat pernyataan, surat yang saya tulis itu, itu betul saya yang menulis," kata dia di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 10 Oktober 2019.
Namun, pendukung Joko Widodo ini menjelaskan, surat itu ditulis dalam keadaan dia ditekan. Dia menyebut, jika dia tak menulis surat itu ia diancam dibunuh. Maka dari itu, Ninoy mau tak mau harus menulis surat itu. "Tetapi, kalau saya tidak menulis, saya akan dibunuh," katanya.
Dia menambahkan, semua yang tertuang dalam surat adalah pernyataan yang diminta para pelaku. Katanya, hanya dengan mengikuti semua keinginan para pelaku saat kejadian lah dirinya bisa selamat hingga kemudian melaporkan mereka ke polisi.
Diminta Menyerahkan Diri
Sementara itu, pihak Kepolisian meminta suami Insansi Zulfah Hatayi, dokter yang jadi salah satu tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap penggiat media sosial yang juga pendukung Jokowi, agar menyerahkan diri.
Polisi menegaskan akan memburu pria bernama Shairil Anwar yang juga dokter itu. Maka dari itu, kemana pun yang bersangkutan lari diyakini polisi akan tertangkap juga.
"Kami pastikan ke masyarakat akan kami cari sampai dapat, tidak ada kadaluwarsa dalam pencarian. Kami imbau untuk insaf, serahkan diri," kata Dedy Murti.
Yang bersangkutan diketahui berperan memberi komando melakukan penganiayaan dan intimidasi terhadap Ninoy sampai Ninoy dipulangkan. Hingga ini, lanjut Dedy pihaknya masih melakukan pengembangan dalam kasus ini. Sejauh ini hanya satu buron, yaitu Shairil.
"DPO (Daftar Pencarian Orang) hanya satu," katanya lagi.
Kasus ini berawal dari sebuah video menampilkan pegiat media sosial dan pendukung Presiden Joko Widodo yakni Ninoy Karundeng, dengan wajah lebam tersebar luas. Dalam video itu, Ninoy diduga sedang diinterogasi oleh sejumlah pria dalam sebuah ruangan. [mus]