Anggota DPRD dari PSI Ditegur Gara-gara Ungkap Ajuan Lem Aibon

Suasana sidang DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar GM

VIVA – Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI, William Aditya Sarana, ditegur sesama anggota DPRD DKI yang lebih senior yaitu Inggard Joshua dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Menurut Inggard, sebagai anggota Parlemen, hal yang dilakukan William dengan serta-merta mengungkap keberadaan ajuan anggaran janggal ke publik adalah hal yang tidak tepat.

"Saya berharap, forum yang kencang (untuk membahas ajuan anggaran) itu di ruangan ini (ruang rapat komisi). Kita mau berantem, ya berantem di ruangan ini. Jangan berantem di luar. Khususnya pada saudara William. William ini kan (anggota DPRD) baru, saya berharap seperti itu," ujar Inggard dalam rapat Komisi A DPRD DKI di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.

Inggard menyampaikan, sekalipun anggota DPRD adalah wakil rakyat di pemerintahan, tetap ada tata krama yang harus dijaga. Tata krama itu kata dia misalnya memilih penyelesaian masalah terkait anggaran melalui mekanisme yang tepat alih-alih membuat kegaduhan di ruang publik.

"Bukannya tidak boleh berbicara di koran atau di tv, boleh saja, tetapi harus jaga tata krama," ujar Inggard.

Inggard juga mengemukakan, rapat komisi merupakan kesempatan anggota DPRD bertemu dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Melalui mekanisme itu, anggota DPRD bisa segera melakukan klarifikasi saat ada ajuan yang dirasa janggal di usulan APBD.

"Eksekutif itu mitra kita. Kalau perlu, kita berbicara di dalam, jadi tidak ricuh," ujar Inggard.

Sebelumnya diberitakan, anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana, mempertanyakan perencanaan anggaran di Dinas Pendidikan Pemprov DKI. Anggaran yang disinggung sebesar Rp82 miliar hanya biaya untuk pengadaan lem Aibon.

William menyampaikan hal tersebut dalam Twitter-nya. Dalam cuitannya, ia menyertakan tangkapan layar yang sempat terpublikasi di situs apbd.jakarta.go.id. Dalam tangkapan layar itu, tercantum komponen lem Aibon dengan koefisien 37.500 orang untuk jangka 12 bulan serta harga Rp184 ribu.

Namun, saat dicek, sudah menghilang soal komponen lem Aibon dari situs tersebut.

"Ditemukan anggaran aneh pembelian lem Aibon 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan. Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya. Buat apa?" demikian cuitan William dikutip Rabu, 30 Oktober 2019.