Tingkat Temuan Baru Positif Corona di Jakarta di Atas Batas Aman WHO

Antisipasi penyebaran virus Corona di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Rasyid mengungkapkan perkembangan kapasitas test swab di DKI Jakarta yang menerapkan standar WHO. Yaitu bagi orang tanpa gejala atau OTG yang terkonfirmasi positif COVID-19, hanya perlu isolasi diri dalam masa inkubasi tanpa perlu dites ulang. 

"Adapun pasien dengan gejala apalagi yang butuh perawatan khusus di RS atau ICU, merekalah yang nantinya butuh dites ulang," kata Anies di Jakarta, Kamis, 1e Agustus 2020. 

Lanjut dia, DKI Jakarta telah melaksanakan standar WHO tersebut. Dari jumlah tes sebanyak 6.087 pada Kamis kemarin. Sebanyak 5.049 spesiemen atau 82 pesen yang dites PCR adalah untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 621 positif dan 4.428 negatif.

Baca juga: PSBB Transisi Jakarta Diperpanjang, Lomba 17 Agustus Dilarang

"Artinya, mayoritas kapasitas testing kita digunakan untuk active case finding, mencari orang yang tidak pernah dites sebelumnya," lanjutnya. 

Anies menuturkan, tingkat temuan kasus positif baru atau positivity rate di DKI Jakarta yang cenderung meningkat selama sepekan terakhir, yaitu di angka 8,7 persen. Akan tetapi, jika diakumulasikan sejak awal, positivity rate DKI Jakarta berada di angka 5,7 persen. 

"Adapun standar positivity rate dari WHO untuk dinyatakan aman dan terkendali adalah 5 persen," ujarnya. 

Anies menekankan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan berusaha menekan positivity rate dengan tetap meningkatkan kapasitas tes agar memutus mata rantai penularan. Sehingga, masyarakat yang terkonfirmasi positif apalagi yang tanpa gejala dapat segera mengisolasi diri dan bisa mencegah penularan lebih lanjut. 

Dengan demikian, ia berharap fasilitas kesehatan khususnya di rumah sakit sebagai benteng pertahanan terakhir dapat bertahan dalam perjuangan menghadapi pandemi COVID-19 di Jakarta.

"Selama 2 pekan terakhir, terjadi tren peningkatan ruang isolasi dan ICU di Jakarta. Dari 4.456 tempat tidur isolasi, 65 persen sudah terisi saat ini. Begitu pun dengan ruang ICU yang telah disiapkan 483 tempat tidur, kini 67 persen sudah terisi dengan pasien terkonfirmasi COVID-19," katanya. 

Angka itu semuanya, lanjut dia, bergerak dalam satu bulan dari kisaran 40-50 persen di bulan Juli. Tren peningkatan ini pun perlu ditangani bersama, tidak hanya oleh pemerintah.