Respons Politikus PKS Dituduh Lecehkan Rivalnya di Pilkada Depok

Mohammad Idris-Imam Budi Hartono
Sumber :
  • VIVA / Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Bakal calon Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono atau yang akrab disapa IBH, membantah keras tuduhan yang menyebut dia telah melecehkan salah satu kandidat yang jadi rivalnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yakni Afifah Alia.

Menanggapi tudingan tersebut, IBH pun berharap media berimbang dalam menyajikan informasi.

“Ya kalau sikap saya sih yang pertama adalah sangat menyayangkan lah kalau ada media yang memberitakan tanpa klarifikasi ke saya. Saya sih berharap media kalau memberitakan soal pribadi enaknya diklarifikasi, supaya clear kedua belah pihak kan jadi enak ya,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis, 10 September 2020.

Baca juga: Pengakuan Bacalon Wakil Wali Kota Depok Jadi Korban Pelecehan

IBH pun menegaskan, dia tidak pernah berniat atau melakukan pelecehan seperti yang dituduhkan oleh Afifah. “Jadi yang sebenarnya terjadi kan kita pasangan berdua nih paslon, baru ketemu di RSHS kan, ya kan enggak enak. Gimana sih dua pasang terus kaku ketemu, pastikan enggak enak gitu,” ujarnya.

Menurut Imam, dia hanya berusaha mencairkan suasana agar tidak tegang. “Iya pengen mencairkan suasana kan. Akhirnya cerita-cerita lah, Pradi cerita Pak Idris cerita, saya cerita gitu kan. Cuma Bu Afifah nih enggak gabung gitu, karena enggak tahu ya mungkin pendiem atau gimana,” ujarnya.

Saat itu, politikus PKS ini berinisiatif untuk mengawali percakapan dengan Afifah. “Saya ajak Bu Afifah supaya ngobrol-ngobrol sama kita juga gitu. Saat obrolan kita itu memang cenderung beliau tuh diem, enggak ada sepatah kata pun keluar ya, jadi yang keluar hanya saya, Bang Pradi, Pak Wali (Idris), itu aja,” katanya.

Itu pun, kata IBH, Idris hanya sedikit senyum. Kegaduhan yang terjadi saat ini, lanjut Imam, bermula ketika petugas dari RSHS datang mengumumkan untuk pembagian kamar.

“Bukan saya personal terus ngomong ke Bu Afifah seperti hal yang dibicarakan dia. Di situ ada saya, dia, Pak Wali (Idris) ada Bang Pradi gitu, dan kamarnya, kamar rumah sakit, bukan kamar hotel, ada-ada aja lagi,” ujarnya.

Kemudian, politikus PKS itu mengajukan pertanyaan, ini kamar sendiri atau berdua. “Oleh petugas dijawab ‘sendiri-sendiri pak’, oh enggak boleh berdua ya, terus saya ceritain kalau berdua saya sama Afifah cucu saya, saya bilang gitu.”

Namun, kata Imam, pernyataan itu tak didengar utuh oleh Afifah. “Cuma mungkin Afifah enggak denger kalimat berikutnya. Jadi enggak kedengaran, nama cucu saya tuh namanya Afifah.”

Terkait hal itu, pasangan bakal calon Wali Kota Depok, Mohammad Idris ini merasa jika dirinya tidak bersalah. “Kalau masalah maaf saya orang yang mudah memaafkan dan mudah meminta maaf. Masalahnya kan saya enggak merasa bersalah, karena salah persepsi, karena kalimat yang terputus dan bukan saya yang salah,” ujarnya.

Untuk diketahui, bakal calon Wakil Wali Kota Depok, Afifah Alia mengaku menjadi korban pelecehan  yang dilakukan IBH melalui kata-kata.

“Atas pelecehan yang saya alami, saya marah, atas lontaran yang telah disampaikan oleh Imam Budi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima awak media, Kamis, 10 September 2020.

Kader PDIP itu menceritakan, kejadian bermula saat pembagian kamar untuk para peserta pada hari pertama pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Selasa, 8 September 2020. Saat itu, kamar untuk kandidat Pilkada Depok bersebelahan.

“Saat petugas rumah sakit menginformasikan kamar saya, tiba-tiba Pak Imam Budi melontarkan ucapan, sekamar sama saya saja Bu Afifah,” tuturnya

Saat itu, kata Afifah, ada Mohammad Idris, yang merupakan bakal calon Wali Kota Depok, rekan duet IBH.

“Di situ ada Pak Idris yang mendengar, lalu tertawa terbahak-bahak sambil jarinya menunjuk Pak Imam. Saat itu saya merasa geram, saya sangat marah, namun saya memilih diam.”

Afifah, mengaku kala itu ia sedang mempersiapkan diri untuk pemeriksaan kesehatan yang berlangsung selama dua hari. Selama proses berjalan, tidak ada tim yang mendampinginya, karena aturan yang berlaku demikian.

“Hal ini (pelecehan) baru saya ungkapkan ketika rangkaian pemeriksaan kesehatan telah selesai saya jalani, dalam perjalanan pulang kembali ke Depok. Tim yang mendampingi saya marah mendengarnya,” ujarnya.

Jika itu adalah candaan, menurut Afifah sangat tidak pantas. Terlebih pernyataan itu dilontarkan oleh bakal calon kepala daerah. Ia menilai, apa yang diucapkan Imam menyiratkan ketidakpedulian terhadap kaum perempuan.

“Apa maksudnya melontarkan ucapan sekamar sama saya saja Bu Afifah. Itu terjadi ketika pembagian kamar isolasi bagian dari prosedur pemeriksaan kesehatan paslon di rumah sakit,” ujarnya.

Sebagai satu-satunya kandidat perempuan, Afifah merasa dirinya telah berpakaian cukup sopan, menutup aurat, dan berhijab. “Namun tetap saja masih mengalami hal seperti ini. Lontaran disampaikan oleh pejabat daerah yang menjadi kandidat Pilkada. Bagi saya ini hal yang sangat tidak pantas, pejabat tapi mesum,” ujarnya.

Afifah menegaskan, di PDIP Kota Depok, dirinya mengemban jabatan sebagai wakil ketua bidang perempuan dan anak. Terkait hal itu, ia pun mengaku telah banyak mendapat laporan dan data terkait isu-isu pelecehan, dan kekerasan terhadap perempuan.

Kini, Afifah menunggu sikap dari lawannya tersebut terkait pernyataan yang dianggapnya sebagai pelecehan itu. “Yang saya inginkan adalah permintaan maaf, dan janji untuk tidak mengulangi pelecehan seperti ini kepada saya maupun perempuan lainnya di kota Depok,” kata Afifah.