Ahok Cibir Anak-anak Muda di DPRD DKI Sok Bersih, Sindir Siapa?

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sumber :
  • VIVAnews/Eduward Ambarita

VIVA – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengomentari soal kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPRD DKI Jakarta. Ahok sendiri melalui kanal YouTube-nya geleng-geleng dengan angka fantastis yang beredar di media sosial, yakni tunjangan rumah Rp110 juta per bulan lalu tunjangan mobil hingga Rp30 juta per bulan.

Ahok, yang kini menjadi Komisaris Utama PT Pertamina, lantas meminta klarifikasi dari Anggota DPRD dari Fraksi PDIP Ima Mahdiah. Diketahui bahwa Ima merupakan mantan pegawai Ahok saat masih di Balai Kota DKI yang dia dorong untuk masuk ke dunia politik.

Berbicara dengan Ima, Ahok meminta Ima harus menjadi figur yang ngotot dan jangan mau terima begitu saja apabila ada kenaikan gaji dan tunjangan yang tak masuk akal.

Ahok sendiri mengatakan dia tak pernah mau meloloskan tunjangan dan gaji untuk DPRD selama dia menjabat. Setelah dia tak menjabat memang sudah pernah ada kenaikan gaji tunjangan DPRD yakni perumahan Rp60 juta per bulan dan tunjangan mobil Rp21,5 juta.

Ahok kemudian menilai sebenarnya angka tersebut yang sudah diterima sejak sebelum 2019 sudah cukup besar. Dia lalu menanyakan Ima apakah ada pada akhir buku anggaran 2019 anggota DPRD DKI khususnya anak-anak muda di sana yang mengembalikannya?

"Tidak ada pak," jawab Ima dalam kesempatan tersebut.

Ahok lalu geleng-gelang dan menyayangkan bahwa dengan tunjangan sebesar saat ini tanpa kenaikan sekarang itu ternyata tak ada para anggota DPR DKI yang mengungkapkan tak setuju.

"Ada enggak anak muda yang kembalikan uang di DPRD DKI. Sebelum 2019 udah terima kan? Ada enggak akhir buku 2019 yang balikin uang tunjangan rumah dan mobil? Tolong anak-anak muda yang ada di DPRD DKI jawab saya. Jangan sok bersih sok hebat. Kalau saya masih gubernur jangan mimpi lu semua bisa dapat uang segini?" kata Ahok lagi.

Ahok memang tak eksplisit soal figur anak-anak muda DPRD DKI yang dia maksudkan tersebut. Namun diketahui bahwa Fraksi PSI berisi anggota DPRD yang pada umumnya masih muda. PSI juga mencitrakan diri sebagai partai anak muda pembawa perubahan.

Ahok juga pernah menolak masuk PSI. Belakangan PSI yang mengatakan kepada publik soal kenaikan gaji anggota DPRD DKI. Beredar bahwa akan ada kenaikan tunjangan rumah hingga Rp110 juta dan tunjangan mobil Rp 30 juta per bulan.

Dalam channel tersebut, Ahok kemudian menyinggung soal partai yang pernah ingin memanfaatkan dia namun menyerangnya tatkala dia tak mau bergabung.

"Orang nanya sama saya seolah-olah saya masuk PDIP saya diam. Enggak! Ada orang yang cuma manfaatin saya buat dapatin suara. Begitu saya tidak jadi masuk partai tersebut langsung semua sosmed partai itu menyerang saya dan menghabiskan karakter saya," kata Ahok lagi.

"PDIP, saya sama ibu Mega bisa berselisih paham. Banyak hal saya bisa bicara sama Beliau. Saya bisa beda pendapat dengan Beliau dan beliau tidak pernah menyerang," lanjut dia.

Dia kemudian menasihati Ima agar tetap bertahan dan transparan soal anggaran dan mengunggah hal tersebut detail lewat website-nya. Menurutnya anak-anak muda DKI harus konkret menolak gaji dan tunjangan tinggi dan kalau perlu mengembalikannya.

"Maka sekarang gini deh. Saya enggak salahkan ini terjadi (yang sudah terjadi). Saya mau tantang anak-anak muda, kok kamu setahun nikmati yang enggak wajar diam-diam?" ujarnya. (ren)