Bima Arya Tarik Rem Darurat Batasi Mobilitas Warga Bogor, PTM Batal

Kota Bogor akan memberlakukan kembali ganjil genap.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)

VIVA – Kota Bogor mengalami lonjakan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir. Bahkan, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) naik hingga 51 persen. 

Untuk itu, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor, Bima Arya meminta seluruh rumah sakit menambah fasilitas ruang isolasi atau ICU dan kembali melakukan pembatasan mobilitas warga serta menghentikan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Bima menjabarkan, data menunjukkan bahwa Kota Bogor harus siaga menanggapi data tren lonjakan COVID-19  yang sangat serius. Terjadi lonjakan tingkat positif yang berdampak pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Awalnya BOR di Kota Bogor di bawah 20 persen. 

"Per hari ini (Rata-rata BOR RS) angkanya 51 persen. Sementara angka BOR di RSUD Kota Bogor sudah sekitar 75 persen dan pasien terus bertambah. Tadi malam cukup padat arus pasien masuk ke RSUD ini, belum pernah RSUD menerima lonjakan pasien COVID-19 begitu tinggi dalam waktu bersamaan seperti beberapa hari terakhir ” jelas Bima saat konferensi pers di RSUD Kota Bogor, Rabu 16 Juni 2021.

Dia mengatakan, Kota Bogor harus melakukan langkah-langkah cepat dan antisipasi terhadap varian baru COVID-19 yang sudah masuk ke Jakarta. Fakta-fakta di lapangan itu harus jadi sorotan.

“Varian baru (COVID-19) telah masuk di Jakarta dan karena konektivitas Jakarta dengan Bogor itu sangat erat, sehingga sangat mungkin apa bila kita tidak berwaspada maka ada di tengah-tengah kita atau bahkan sudah,” katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta agar seluruh rumah sakit menambah fasilitas ruang isolasi atau ICU untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Baca juga: Kasus COVID Melonjak, Menaker: Keselamatan Pekerja Harus Diutamakan

"RSUD sendiri sudah menambah kapasitasnya dan kita sudah meminta untuk data-data seluruh rumah sakit ditambah.

Selain itu, Bima Arya meminta kepada warga Kota Bogor agar mengurangi mobilitas. Jika tidak ada kepentingan yang penting kecuali terkait dengan tugas atau pekerjaan, maka sebaiknya menahan diri keluar rumah.

“Karena data menunjukkan bahwa mobilitas ini sangat berbanding lurus dengan lonjakan kasus positif,” kata Bima.

Untuk akhir pekan, Bima juga meminta kepada warga Kota Bogor untuk tidak berwisata dan warga di luar Kota Bogor agar menahan diri.

PTM dihentikan

Khusus untuk pendidikan tatap muka sementara dihentikan simulasinya sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian. Hal ini mengantisipasi beberapa klaster yang timbul dari lembaga pendidikan.

“Laporan terakhir di Pesantren Madani sudah ada 93 kasus, hari ini bertambah 18 kasus lagi,” sebutnya.

Bima juga kembali mewanti-wanti agar seluruh lembaga pendidikan yang akan menyelenggarakan tatap muka atau siswa-siswinya berasal dari luar kota agar tidak menggelar pembelajaran tatap muka.

“Apabila ada gejala segera koordinasi dengan Satgas COVID-19 Kota Bogor,” tuturnya.

Selain itu, Pemkot akan memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) di lapangan, menindak tegas semua pelanggaran termasuk pelanggaran pada jam operasional, kerumunan dan lain lain. Untuk jalur pedestrian Sabtu Minggu ini juga akan ditutup.

“Situasinya saat ini serius, rem sekarang harus ditarik, kalau tidak maka kita bisa masuk ke fase jauh lebih berbahaya dibanding sebelumnya,” jelasnya.

Secara akumulatif dari data Satgas COVID-19 Kota Bogor hingga Selasa, 15 Juni 2021, total ada 16.852 kasus positif di Kota Bogor.

Dengan 756 kasus yang masih aktif dan sedang menjalani perawatan. Sementara di luar itu, ada 15.828 kasus sembuh dan 268 kasus meninggal dunia.