Beras Melonjak Tinggi, Warga Depok: Cari Uang Susah, Harga Naik Terus

Kepala UPT Pasar Agung, Depok, Raden Hermawan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)

Depok – Kenaikan harga beras terus terjadi sejak tiga bulan terakhir. Lonjakan harga yang signifikan ini membuat warga teriak karena sulit membeli beras sebagai kebutuhan pokok.

Rahayu, salah satu pembeli mengatakan, kenaikan beras terjadi sejak lama. Walaupun naiknya bertahap namun kali ini dirasa yang paling tinggi. Beras seharga Rp12.000/liter yang biasa dibelinya kini mengalami penurunan kualitas.

“Naiknya banyak banget makanya tolong diturunin, biasanya masih murah sekarang udah mahal. Biasanya yang harga Rp12.000 udah bagus, sekarang harga yang sama tapi kualitasnya jelek. Jadi kita beli yang terjangkau biar dapat semua,” katanya, Minggu (18/2/2024).

Dia juga mengeluhkan kenaikan sejumlah komoditi lain seperti minyak goreng, telur hingga cabai. Menurutnya kenaikan tersebut sangat memberatkan rakyat. Dia pun berharap agar pemerintah segera melakukan upaya untuk menstabilkan harga.

Harga cabai naik di pasar tradisional. (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman.

“Dulu kita belanja sudah dapat macam-macam, sekarang harus mikir dulu. Harapan saya supaya turun semua, bukan beras aja. Rakyat kecil ini kan susah juga ya, udah nyari uang susah, harga naik terus,” keluhnya.

Lusiana, penjual beras di Pasar Agung mengatakan, kenaikan beras sudah lama terjadi. Bahkan untuk beras premium kini langka di pasaran.

“Ngga banyak ya, harganya tinggi jadi ngga ngambil banyak. Kalau beras yang bagus (premium) memang lagi kosong sejak sebulan ini,” katanya.

Saat ini beras premium kemasan 5 kg dibandrol Rp80.000 yang semula hanya Rp 60.000 atau di atas harga eceran tertinggi (HET). Sedangkan untuk beras biasa mengalami kenaikan lebih dari Rp 1.000/liter.

“Sudah lama juga. Sebulan ini paling tinggi. Kenaikannya banyak dari Rp9.300 sekarang sampai Rp 15.000/ kilo. Omzet mah jauh turun lebih dari 50%,” ujarnya.

Neneng, penjual lainnya mengeluhkan kondisi serupa. Bahkan saat ini dia tidak menjual beras kemasan premium. Omzet penjualannya pun turun hingga 50%.

“Menipis ya karena kan harganya naik terus. Kenaikan harga bertahap. Ini sudah lebih dari Rp1.000/kilogram naiknya sejak awal. Omzetnya turun kadang lebih dari 50%. Daya belinya juga turun,” katanya.

Kepala UPT Pasar Agung, Raden Hermawan mengaku, untuk persediaan beras saat ini aman. Namun dia mengakui adanya kenaikan harga. Untuk beras kemasan 5 kilogram naik Rp 5.000.

“Stok aman tidak ada kendala, ada kenaikan Rp5.000 per 5kg beras kemasan. Disebabkan cuaca banjir gagal panen dan karena badai el nino. Tidak ada kelangkaaan, aman saja ada kenaikan,” katanya.