Viral Ponpes di Depok Terkurung Tak Ada Akses Jalan, Ini Cerita Pengelola

Ponpes di Depok terkurung tak ada akses jalan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)

Depok – Viral di sosial media mengenai adanya pondok pesantren (ponpes) yang terkurung karena tidak memiliki akses jalan. Ponpes itu adalah Khoirur Rooziqiin di Jalan Rawa Maya, Beji, Depok pimpinan Ali Murtado. Ponpes tersebut berdiri di antara bangunan lain yaitu SDIT Daarul Abidin, SMAN 14 dan perumahan. Ponpes berdiri sejak tahun 2019.

“Jadi kami adalah sebuah pesantren yang ketutup jalan aksesnya. Jadi sisi arah selatan kami ada SMAN 14 Depok, di sisi utara kami ada SDIT Daarul Abidin, sisi barat adalah tanah milik warga, dan sisi timur adalah Kompleks Caltex. Kami tertutup dari semua mata angin jalannya. Dulu kami minjam jalan, memang klir dari awal kesepakatannya kami meminjam akses jalan. Karena tanah ini sudah lama dan tidak bisa dimanfaatkan,” kata Ali Murtado, Senin, 4 Maret 2024.

Ponpes dibangun di lokasi tersebut tahun 2019, sebelumnya ada di lokasi lain. Tanah ponpes diketahui milik Nasrullah yang semula adalah lahan kosong dan hanya ada pemancingan serta peternakan. Untuk akses keluar masuk, ponpes melalui lahan milik warga melalui Jalan Rawa Maya, Beji. Namun itu hanya diizinkan sementara waktu saja. Sebelumnya juga sempat melalui SMAN 14 ketika belum ada murid.

Ponpes di Depok terkurung tak ada akses jalan

Photo :
  • VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)

“Sebelumnya kami lewat jalan sana (Rawa Maya) sementara, dan itu perjanjiannya memang jalan sementara karena kami melewati jalan milik warga. Kami juga sempat empat bulan sementara lewat SMAN 14 yang saat itu belum ada muridnya karena masih pembangunan. Ketika muridnya sudah ada di Januari kami disetop tidak boleh lewat situ lagi,” ujarnya.

Akses Jalan Rawa Maya, Beji yang digunakan saat ini hanya tinggal sebentar saja. Karena jika seminggu tidak ada solusi untuk akses jalan maka ponpes itu kembali terkurung. Pihak ponpes berharap ada kebijakan dari warga Perumahan Caltex untuk memberikan jalan. Pengajuan izin sudah dilayangkan ke Perumahan Caltex namun belum mendapat restu.

“Kami tanah yang terkurung yang tidak bisa diakses dari sisi manapun. Berharapnya ketika akses terkurung itu bisa diberikan akses jalan dan dibukakan dari pekarangan dari arah jalan terdekat. Kami berpikir jalan terdekat bagi kami adalah perumahan. Secara izin sudah, kami sudah ngetok berkali-kali. Tapi belum diberikan izin,” ujarnya.

Untuk mendapatkan akses jalan, pihak ponpes pernah melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Depok. Saat itu ponpes menggugat Ketua RT di Perumahan Caltex. Namun hasil persidangan gugatan mereka kalah.

“Ternyata kurang tepat, ketika di persidangan tidak ada hasil apapun, NO bahasanya. Yang tergugat adalah ngga jelas, jadi NO. Tidak membahas sedikitpun tentang substansi persoalan. Jadi kami berpikir seharusnya yang kami gugat adalah pemda. Waktu itu tergugatnya ketua lingkungan,” katanya.

Disinggung bahwa sebelumnya lahan tersebut akan dijadikan kawasan hunian namun tiba-tiba menjadi ponpes, Ali pun tidak menampik. Hingga akhirnya tahun 2019 pemilik lahan mengizinkan untuk dibangun ponpes. Saat itu pihak ponpes berpikir bahwa ada akses jalan milik pemerintah daerah yang bisa dimanfaatkan.

“Kami ngga nutup itu, sejarah lamanya mau jadi perumahan. Kan sebenarnya ada jalan di situ, tapi jalan itu dipersengketakan, itu jalan umum atau milik Caltex. Kalau kami berpikirnya itu ada suratnya, tahun 2013 itu jalan milik pemda hanya penguasaannya masih dikuasai oleh warga,” ujarnya.

Sepekan ini pihak ponpes masih diizinkan menggunakan Jalan Rawa Maya untuk akes keluar masuk. Tapi setelah itu warga sudah tidak lagi memberi izin jalan tersebut digunakan oleh ponpes.

“Kalau sepekan tidak ada solusi, maka kami akan terkurung lagi. Kenapa (jalan) itu terbuka, karena dari polisi, camat, lurah langsung turun tangan. Karena kami sore itu tidak dapat makan karena jalan nggak bisa diakses. Alhamdulillah polsek dan camat langsung turun tangan,” ujarnya.