Trotoar di Jakarta Masih di Bawah Standar

Pedagang kaki lima berjualan di suatu trotoar di Jakarta Pusat.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Kecelakaan maut yang merenggut jiwa sembilan pejalan kaki di Tugu Tani, Jakarta Pusat, pada Minggu siang, 22 Januari 2012, memunculkan wacana keamanan dan kenyamanan pejalan kaki saat menggunakan fasilitas pedestrian atau trotoar.

Kondisi pedestrian di ibukota memang sudah seringkali menjadi sorotan. Tidak sedikit pedestrian di jalan Jakarta yang mayoritas 'dikuasai' pedagang kaki lima (PKL) dan tukang ojek.

Menanggapi masalah ini, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Catharina Soeryowati, mengakui bahwa lebar pedestrian di Jakarta  belum memenuhi standar.

Menurut Catharina, sesuai dengan standar, lebar pedestrian minimal lima meter, namun saat ini beberapa pedestrian hanya memiliki lebar satu meter hingga dua meter saja.

"Pedestrian memang seharusnya terbuka tidak menggunakan pagar. Kejadian kemarin itu memang salah satu kasus yang sangat menyedihkan," kata Catharina, di Jakarta, Selasa, 24 Januari 2012.

Guna memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki, Pemprov DKI akan melakukan pelebaran pedestrian secara bertahap. Untuk tahun ini, setidaknya ada empat titik yang menjadi fokus pelebaran pedestrian, yakni di Jalan Hayam Wuruk, Cikini, Jalan Sabang sisi barat, serta Jalan Ridwan Rais sisi barat.

"Pedestrian di Jalan Ridwan Rais juga akan dilebarkan. Tapi di seberang lokasi kecelakaan kemarin," ujarnya.

Menurut Catharina untuk menghalau kendaraan roda dua masuk ke trotoar, pada beberapa titik telah dipasang bolard atau tiang besi di tengah pedestrian. Selain itu, pihaknya juga menyiagakan polisi khusus pertamanan yang akan berpatroli untuk menghalau pedagang.

"Adanya PKL dan motor yang masuk ke pedestrian memang mengganggu pejalan kaki," tuturnya. (eh)