Anak Korban Mutilasi Jalani Tes Kejiwaan di RS Polri

Proses Identifikasi Korban Jatuh Pesawat Sukhoi di RS. Kramat Jati
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Polisi masih terus menggali keterangan untuk mengungkap kasus dugaan mutilasi terhadap seorang nenek berusia 80 tahun di rumahnya, kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Korban diduga dimutilasi oleh anaknya, Sigit, dan baru diketahui pada Sabtu malam, 13 Juli 2013, setelah kakaknya berkunjung ke rumah korban.

Meski begitu, polisi belum bisa memastikan Sigit adalah tersangka utama dalam kejadian tersebut. Menurut Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heriawan, saat diperiksa, Sigit terus memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Sigit pun diketahui menderita gangguan kejiwaan.


"Kini pelaku masih diobservasi kejiwaan di RS Polri," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heriawan, saat ditemui di Polsek Tanah Abang, Minggu 14 Juli 2013.


Informasi yang dihimpun, dari keterangan Sigit diketahui korban sakit dan terjatuh kemudian beberapa hari kemudian korban meninggal.


Keterangan selanjutnya lebih mengerikan lagi. Sigit menuturkan, mayat sang ibu tidak ada yang mengurus sehingga membusuk dan mulai mengeluarkan ulat.


Melihat kejadian tersebut, Sigit memotong jazad korban. Dengan memisahkan daging dan tulangnya, tubuh sang ibu yang telah terpotong tersebut dimasukkan ke karung dan rencananya bakal dikubur di halaman.


Seperti diberitakan sebelumnya, kerangka manusia berupa tulang belulang ditemukan di Jalan Danau Mahalona, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu malam. Menurut keterangan dari saksi bernama Bambang yang merupakan anak korban, kejadian berawal saat Bambang masuk ke rumah pukul 22.30 WIB.


Bambang yang bekerja sebagai pelaut bertemu dengan Sigit yang juga anak korban dan menanyakan ibunya. Saat ditanya, Sigit mengatakan ibunya meninggal. Mengetahui hal itu, Bambang menanyakan ke ketua RT dan disana tidak ada laporan perihal meninggalnya korban.


Bambang lalu mengajak tetangganya untuk mengecek rumahnya dan ternyata ditemukan tulang belulang yang diduga ibunya.


Setelah menemukan tulang belulang, Bambang kembali melapor ke pihak RT dan oleh pihak RT disarankan melapor ke Polsek. Karena Bambang menduga ibunya dibunuh oleh adiknya, Sigit.