Polisi Mengaku Sulit Berantas Geng Motor di Ibu Kota
Kamis, 27 November 2014 - 11:43 WIB
Sumber :
- TV One
VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya tengah mencari cara jitu untuk memberantas aksi brutal geng motor yang belakangan kembali marak di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Restu Mulya Budiyanto, mengatakan untuk meminimalisasi gangguan keamanan akibat ulah berandalan bermotor, Polda Metro saat ini tengah mencari cara efektif.
"Yang pasti kami selalu antisipasi. Namun, memang sulit untuk mengendus (keberadaan) mereka," ujar Restu di Mapolda Metro Jaya, Kamis 27 November 2014
Kata Restu, kendala dalam mengungkap kasus geng motor skala besar adalah seringnya informasi bocor saat polisi akan melakukan tindakan. Para beradalan bermotor itu selalu mengetahui ketika polisi akan melakukan razia.
"Seperti menjadi hal yang mudah untuk diketahui para anggota geng motor," kata dia.
Bocornya informasi diyakini jadi penyebab. Setiap kelompok geng motor mempunyai mata-mata untuk mengawasi jika ada razia. Bukan hanya itu, mereka juga tahu di wilayah mana akan digelar razia.
"Mereka punya spy (mata-mata). Oleh karena itu, jika razia dilakukan harus dengan langkah senyap," ujar Restu.
Selain itu, dalam memberantas dan mencegah aksi kejahatan yang dilakukan para remaja ini, Ditlantas Polda Metro Jaya akan terus bekerja sama dengan satuan lain, seperti Sabhara.
"Ini karena Sabhrara paling dominan. Sabhara melakukan upaya apabila ada kekerasan dan Brimob melakukan pengejaran," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, aksi kebrutalan anggota geng motor terjadi di kawasan Ciracas, Jakarta Timur pada Minggu 23 November 2014 dini hari.
Dua orang menjadi korban. Wahyu Adis S, seorang anggota TNI Yonif 13, menderita luka bacok di leher dan Nur Zaman, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, luka sabetan senjata tajam di perut.
Polisi berhasil menangkap dua orang anggota geng motor tersebut. Keduanya masih berusia belasan tahun, RS (17 tahun) dan AR (19 tahun). (ren)
Baca Juga :
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Restu Mulya Budiyanto, mengatakan untuk meminimalisasi gangguan keamanan akibat ulah berandalan bermotor, Polda Metro saat ini tengah mencari cara efektif.
"Yang pasti kami selalu antisipasi. Namun, memang sulit untuk mengendus (keberadaan) mereka," ujar Restu di Mapolda Metro Jaya, Kamis 27 November 2014
Kata Restu, kendala dalam mengungkap kasus geng motor skala besar adalah seringnya informasi bocor saat polisi akan melakukan tindakan. Para beradalan bermotor itu selalu mengetahui ketika polisi akan melakukan razia.
"Seperti menjadi hal yang mudah untuk diketahui para anggota geng motor," kata dia.
Bocornya informasi diyakini jadi penyebab. Setiap kelompok geng motor mempunyai mata-mata untuk mengawasi jika ada razia. Bukan hanya itu, mereka juga tahu di wilayah mana akan digelar razia.
"Mereka punya spy (mata-mata). Oleh karena itu, jika razia dilakukan harus dengan langkah senyap," ujar Restu.
Selain itu, dalam memberantas dan mencegah aksi kejahatan yang dilakukan para remaja ini, Ditlantas Polda Metro Jaya akan terus bekerja sama dengan satuan lain, seperti Sabhara.
"Ini karena Sabhrara paling dominan. Sabhara melakukan upaya apabila ada kekerasan dan Brimob melakukan pengejaran," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, aksi kebrutalan anggota geng motor terjadi di kawasan Ciracas, Jakarta Timur pada Minggu 23 November 2014 dini hari.
Dua orang menjadi korban. Wahyu Adis S, seorang anggota TNI Yonif 13, menderita luka bacok di leher dan Nur Zaman, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, luka sabetan senjata tajam di perut.
Polisi berhasil menangkap dua orang anggota geng motor tersebut. Keduanya masih berusia belasan tahun, RS (17 tahun) dan AR (19 tahun). (ren)