DKI Berniat Olah Sampah Jadi Energi
Jumat, 6 Maret 2015 - 13:13 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Bantar Gebang, Dinas Kebersihan DKI Jakarta mulai menyosialisasikan pola baru. Mereka meminta pemilahan sampah dilakukan sejak dari rumah.
Pemilahan itu dilakukan berdasarkan jenis sampah, yaitu organik dan non-organik. Saat ini, sebanyak lebih dari 6.000 ton sampah masuk ke Bantar Gebang setiap harinya. Beban tersebut diharapkan berkurang, jika pemilahan sampah dilakukan dari rumah tangga.
Baca Juga :
Pemilahan itu dilakukan berdasarkan jenis sampah, yaitu organik dan non-organik. Saat ini, sebanyak lebih dari 6.000 ton sampah masuk ke Bantar Gebang setiap harinya. Beban tersebut diharapkan berkurang, jika pemilahan sampah dilakukan dari rumah tangga.
Nantinya, pada setiap kelurahan dan lingkungan akan didirikan bank sampah yang berguna untuk penukaran. Sistem yang digunakan bukan melalui transaksi uang, melainkan menggunakan sistem poin. Dengan begitu, sampah akan memiliki nilai, sehingga tidak begitu saja dibuang.
"Yang non-organik, itu di wilayah tingkat lingkungan sampai dengan tingkat kelurahan kami beli. Kami hargai, dalam bentuk poin, supaya tidak ada transaksi uang di sini. Nanti bisa dimanipulasi, jadi pakai poin," kata Kepala Dinas Kebersihan, Saptastri Ediningtyas di Balai Kota, Jumat 6 Maret 2015.
Wanita yang biasa di panggil Tyas ini mengakui ibu kota sudah tidak bisa bergantung lagi dengan tempat pengolahan sampah di Bantar Gebang. Walau luasnya mencapai 180 hektare, dia menilai sampah seharusnya diolah kembali sehingga menghasilkan manfaat.
Pemerintah DKI berharap nantinya di setiap wilayah kota administrasi dibangun tempat pengolahan sampah menjadi energi. Teknologi tersebut dapat menjadi peluang tambahan pasokan energi ibu kota yang berasal dari sampah.
"Ke depan, saya sampaikan mimpi kita di setiap wilayah kota itu ada teknologi mengolah sampah jadi energi," katanya. (art)![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]