Kisah 'Si Manis Jembatan Ancol' Bermain di Kota Intan

Jembatan Kota Intan, Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id -  Di Kali Besar, salah satu sudut Kota Tua Jakarta yang masih memiliki bangunan dengan lingkungan yang masih asli serupa tata ruang Amsterdam dengan kanalnya. Kali Besar sejak dulu bahkan jauh sebelum Jan Pieterszoon Coen membangun Kota Batavia dan meluruskan alur muara sungai Ciliwung memang telah bernama Kali Besar.

Syahdan seperti yang dilukiskan para sejahrawan, Kali Besar dulu airnya sangat jernih, dan karena dalamnya dapat dilalui kapal-kapal kecil bermuatan barang. Kali Besar di muara Sungai Ciliwung dulu merupakan urat nadi pelayaran dan perdagangan hingga ke pedalaman.

Pada era Jayakarta, kawasan Kali Besar merupakan pusat pemerintahan Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Setelah pusat kota Jayakarta dibumihanguskan pada 30 Mei 1619 oleh Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Jenderal VOC, di atas puing-puing kota Jayakarta yang hancur itu, Coen membangun kota Batavia.

Wilayah Kali Besar merupakan salah satu daerah hunian elite di kota Batavia, pusat perkantoran, pergudangan, dan kawasan bisnis era Kota Tua Jakarta. Barang-barang keluar dan masuk diangkut dengan kapal berbobot kecil dari dan ke Pelabuhan Sunda Kelapa melalui kanal Kali Besar dengan membayar cukai masuk di Jembatan Kota Intan.

Selain fungsinya sebagai pintu gerbang laut memasuki kawasan Kali Besar, Jembatan Kota Intan berfungsi sebagai penghubung dua wilayah yang terbelah kanal ini, yakni Benteng Belanda di kota Batavia sebelah timur dengan Benteng Inggris di sebelah kanannya.

“Jembatan Kota Intan ini membentang di sungai Kali Besar menghubungkan antara Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora dan Kelurahan Pinangsia Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat,” ujar Sugianto, penunggu jembatan Kota Intan.

April 1938 jembatan ini diubah menjadi jembatan gantung agar dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan untuk mencegah terkena banjir yang sering terjadi, namun bentuk dan gayanya tetap dan tidak pernah diubah. Tetapi, namanya diganti menjadi Ophalsbrug Juliana atau Juliana Bernhard.

Jembatan Kota Intan tertua dan satu-satunya model jembatan jungkit yang masih tersisa dari Kota Tua Jakarta, tampak seakan masih berdiri kokoh di atas Kali Besar. Di masa jayanya kota Batavia, peranan jembatan ini selain sebagai penghubung Jalan Kali Besar Timur dengan Jalan Kali Besar Barat, dengan bentuknya yang unik, dapat diangkat apabila ada kapal yang melintas.

Di sini, cukai dipungut bagi kapal-kapal yang masuk karena jembatan ini juga merupakan pintu masuk bagi kapal-kapal pengangkut barang-barang komoditi dari dan ke Pelabuhan Sunda Kelapa.

Jembatan Kota Intan juga berfungsi sebagai sarana penyeberangan. Berlokasi dekat Hotel Batavia, jembatan tua peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1628 itu menghubungkan sisi timur dan barat Kota Intan di Jalan Kali Besar Barat, Jakarta Utara. Namun, jembatan yang hampir semuanya terbuat dari kayu itu makin lama makin lapuk dan kini tidak lagi difungsikan alias ditutup.

Kisah mistis

Tak cuma bersejarah, jembatan ini juga menyimpan cerita mistis.  Kadang muncul penampakan pasangan bangsawan, laki-laki dan wanita berpakaian Eropa berjalan beriringan ke jembatan, lalu menghilang begitu saja. “Ada pula yang melihat penampakan perempuan muda berbaju berdiri termangu di tengah jembatan. Konon Si Manis Jembatan Ancol lagi main ke sini,” katanya.

Jembatan ini juga dikenal dengan nama Engelse Burg yang berarti “Jembatan Inggris” karena jembatan ini menghubungkan Benteng Belanda dan Benteng Inggris yang terletak berseberangan dibatasi oleh Kali Besar – Kali Ciliwung.

Jembatan itu bukan satu-satunya sarana untuk menyeberangi kanal. Ketika para pembesar VOC masih tinggal di dalam kastil, selain jembatan untuk penyeberangan itu, di tempat-tempat yang cukup jauh dari jembatan ditempatkan beberapa buah sampan memakai tenda.

Sampan-sampan itu dipakai untuk mengangkut ’nyonya-nyonya besar’ yang biasanya malas berjalan itu ke seberang kanal. ’Nyonya-nyonya besar’ itu jelas sulit berjalan, karena gaun-gaun yang mereka kenakan model kurungan ayam. (one)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]