Siapa Sesungguhnya Si Manis Jembatan Ancol?

Poster Film Si Manis Jembatan Ancol. Film produksi Sarinande Films ini perdana tayang pada 1973.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Pada awal abad 19, zaman Hindia Belanda, di Batavia, hidup  Mak Emper dan dua anaknya, Mpok dan Siti Ariah. Mereka tinggal di sebuah paviliun milik seorang juragan kaya.

Saat Ariah berusia 16 tahun, sang juragan berniat menikahi Ariah. Namun, Ariah tidak mau dengan alasan selain hanya akan menjadi selir, ada kakak Ariah, Mpok Ariah belum menikah. Maka, Ariah pun kabur dari rumah untuk menghindari sang juragan kaya.

Dalam pelariannya itu ternyata berjumpa Oey Tambahsia, seseorang yang terkenal kaya raya di Batavia saat itu, ia punya vila di kawasan Bintang Mas (sekarang daerah Ancol), memergoki Ariah. Ibaratnya Ariah keluar dari kandang macan masuk ke sarang buaya, Oey juga mata keranjang.

Oey yang dikenal suka mengoleksi perempuan muda pun begitu terpesona dengan kecantikan yang dimiliki oleh Siti Ariah. Maka, Oey memerintahkan dua orang centengnya untuk menangkap Siti Ariah.

Ariah berlari dan memberikan perlawanan yang sangat hebat kepada dua centeng bernama Pi’un dan Surya itu. Hingga akhirnya, di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter yang waktu itu terkenal sangat angker, menjadi saksi tewasnya Ariah di tangan kedua centeng tersebut.

Jenazahnya dibuang di area persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. “Peristiwa itu terjadi pada 1817,” kata Ridwan Saidi, tokoh Betawi yang melakukan penelitian tentang legenda Ariah dari saksi-saksi hidup pada tahun 1955-1960.

Berangkat dari kisah tersebut, di sekitar Sunter dan Ancol sering terjadi penampakan gadis manis yang dipercaya sebagai hantu dari Siti Ariah yang gentayangan.

Banyak cerita mistis yang berkaitan dengan Si Manis Jembatan Ancol ini.  Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang (tambak), seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam dan membayar pendayung tersebut dengan daun.

Penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol, Anshori, mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat. Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang.

Saat itu malam Jumat, Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan. Ketika sudah agak jauh, perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu kira-kira 50 cm.

Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis, serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang.

Pada 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. Ketika itu hari telah gelap dan gerimis mulai turun. Sesuai permintaan perempuan tersebut, sang pelukis mulai menyapukan kuasnya pada permukaan kanvas. Namun, saat sang pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol.