Dipakai Karaoke, Ahok Persulit Penggunaan KJP

Penerima Kartu Jakarta Pintar. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mempersiapkan mekanisme yang akan membuat tak bisa lagi digunakan di sembarang tempat.

Dengan mekanisme yang baru, Ahok, sapaan akrab Basuki, mengatakan, yang kisarannya bervariasi antara Rp210-390 ribu per bulan itu hanya bisa digunakan siswa berbelanja di toko-toko perlengkapan sekolah saja.

"Kami lagi jajaki kerja sama dengan toko-toko di Pasar Tanah Abang dan Pasar Asemka," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2015.

Baca juga:

Untuk merealisasikan rencana ini, dalam waktu dekat, dia akan menemui jajaran dari salah satu bank swasta, yakni BCA. BCA dipilih karena bank tersebut telah mampu menempatkan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang dimiliki di hampir seluruh toko di Jakarta.

Mesin-mesin EDC yang disimpan di setiap toko perlengkapan sekolah akan diatur agar bisa menerima yang dikeluarkan oleh Bank DKI. Sementara mesin-mesin EDC di tempat lain dirancang menolak transaksi.

"Kami mau minta BCA ikut kunci supaya hanya bisa dipakai di tempat yang jual alat sekolah," ujar Ahok.

Sebelumnya, data yang diperoleh Bank DKI, terlihat sejumlah transaksi dan nominal yang digunakan oleh pihak tak bertanggungjawab itu. Transaksi diketahui digunakan pada beberapa toko yang sama sekali tidak berhubungan dengan keperluan pendidikan, seperti karaoke, toko emas, restoran, SPBU, dan toko elektronik.