DPRD: Ide Ahok Ubah Wisma Atlet Jadi Rusun Boroskan Anggaran

Politikus Gerindra, M Taufik.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Wakil Ketua DPRD DKI Muhammad Taufik menentang rencana perubahan peruntukan bangunan Wisma Atlet Asian Games di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi rumah susun usai perhelatan Asian Games usai dilaksanakan pada tahun 2018 nanti.

Taufik mengkhawatirkan, perubahan peruntukan yang digagas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu, justru akan membuat keuangan daerah jadi boros.

Terutama kelak jika DKI kembali menyelenggarakan perhelatan olahraga besar. Saat itu, DKI perlu membangun kembali kawasan hunian seperti wisma atlet untuk menampung para atlet di perhelatan olahraga itu.

"Kalau nanti membangun semacam wisma atlet lagi, itu akan menjadi pemborosan," ujar Taufik saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Selasa, 15 September 2015.

Taufik menyarankan PT. Jakarta Propertindo selaku BUMD yang ditunjuk membangun wisma atlet untuk mendirikan sebuah bangunan hunian yang sifatnya temporer. Politisi Partai Gerindra ini juga mengkhawatirkan perubahan peruntukkan akan menimbulkan penolakan dari masyarakat yang diarahkan DKI untuk menghuni rusun bekas wisma atlet. Masyarakat, dikhawatirkan enggan menghuni bangunan yang pada awalnya tidak ditujukan sebagai tempat hunian.

"Itu (wisma atlet) bisa menimbulkan perdebatan setelah tidak dipakai lagi untuk Asian Games. Awalnya dipakai jadi wisma atlet, kemudian diubah menjadi rusun. Masyarakat bisa menuntut karena sekarang sudah pintar-pintar," ujar Taufik.

Pemerintah Provinsi DKI menganggarkan Rp32 miliar untuk membangun wisma atlet. Anggaran tersebut diwujudkan dalam bentuk Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) yang diberikan secara bertahap kepada Jakpro. Pemancangan tiang pertama rencananya akan dilakukan pada bulan ini.

DKI, menggunakan lahan seluas 11,5 hektare yang dihibahkan Sekretariat Negara untuk membangun sebanyak tujuh tower dengan kapasitas lebih dari 14.000 penghuni.