AP II: Ada Sindikat Pembobol Tas di Bandara
Minggu, 3 Januari 2016 - 17:30 WIB
Sumber :
- VIVAnews/R. Jihad Akbar
VIVA.co.id - Angkasa Pura II menilai, motif kejahatan pembobolan tas penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno Hatta, masih menjadi persoalan yang harus dipecahkan. Sebab, kejahatan ini dinilai sangat sistimatis dan terstruktur.
Baca Juga :
Menanggapi hal tersebut, Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi menegaskan, pihaknya selaku pengelola Bandara Soetta akan terus berupaya memecahkan secara tuntas masalah ini.
"Ini yang harus saya klarifikasi, karena itu memang tanggung jawab dari airlines (maskapai). Tetapi, kami sebagai pengelola bandara tidak ingin melepaskan tanggung jawab begitu saja ke airlines," kata Budi ditemui di Kediaman Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Minggu 3 Januari 2015.
Dia mengatakan, tidak bisa dipungkiri kejahatan bisa terjadi di mana pun, tidak terkecuali di bandara. Karena itu, tidak memutup kemungkinan ada sindikat yang beroperasi dan bekerja sama dengan oknum bandara.
"Jadi gini, kalau namanya oknum memang selalu ada. Kami memang akan intensif lakukan pengamatan sindikatnya seperti apa. Sindikat itu bisa petugas kemanan, ditambah porter, mungkin juga orang saya. Tapi mungkin, saya enggak tau, jadi gituloh," kata dia.
Namun, di dalam sistem pengamanan bandara, tidak semuannya merupakan karyawan AP II, karena petugas keamanan direkrut melalui skema outsourcing, atau pihak ketiga.
"Sindikat yang sudah lama terjadi. Dan, dari kelompok satu ke kelompok lain. Walau sindikat, kalau kita niat pasti selesailah. Taksi gelap aja selesai kok, kami niat arus balik ini bisa lebih baik," tambah dia.
Terlepas dari segala kecurigaan itu, dia menegaskan, hal ini merupakan masalah bersama. Sebab, keamanan dan kondusifitas bandara harus dijaga oleh setiap otoritas yang berkepentingan di dalamnya.
"Jadi, tanggung jawab sama-sama. Hanya saja, saya akan sedikit tegas dengan airlines, kalau punya aturan jangan sembarangan. Kalau punya ground handling harus serius, harus mengelola secara baik. Secara dalam, harus selektif memilih orangnya. Kalau tanggung jawab, kita sama-sama," kata dia. (asp)