Hasil Autopsi Allya Relevan dengan Terapi Chiropractic

Polisi Bongkar Makam Allya Siska Nadya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Pihak kepolisian sudah mendapatkan hasil autopsi dari Allya Siska Nadya (33), wanita yang diduga menjadi korban malapraktik klinik Chiropractic First di Pondok Indah Mall (PIM) 1. Dalam hasil autopsi, ditemukannya pendarahan dalam leher Allya.

Walaupun sudah mendapatkan hasil autopsi, polisi belum menentukan penyebab pasti kematian wanita berusia 33 tahun tersebut.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabidokkes) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Musyafak mengatakan, dari tim medis tidak bisa sampaikan penyebab dari pendarahan itu, karena tidak saat itu diperiksa.

"Yang jelas, dalam hasil pelaksanaan autopsi itu terdapat resapan darah yang merupakan pendarahan, dan titik pendarahan pas barangkali atas tindakan, atau perlakuan pada Chiropractic itu, jadi agak relevan. Kecuali, kalau pendarahan di kaki, baru tidak ada hubungannya. Sedangkan penyebab dari pendarahan, apakah terbukanya pembuluh darah, ini yang kami tidak bisa jelaskan secara langsung, yang jelas di situ ada pendarahan," kata Musyafak.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, autopsi yang dilakukan terhadap Allya atas permintaan penyidik. "Jadi, Pak Dokter tidak bisa autopsi tanpa permintaan kami. Kami ketika meminta autopsi menjelaskan, kami mendapatkan keterangan ini sebelumnya, tolong keterangan ini digali sesuai dengan keterangan yang kami butuhkan," ucapnya.

Setelah mendapat hasil autopsi, pihaknya akan korelasikan dengan keterangan sebelumnya yang didapat.

"Antara lain, kami sudah dapat keterangan ketika korban wafat itu ada penjelasan rinci dari dokter RSPI. Nah, nanti dalam gelar perkara, akan kita sinkronkan, apakah sinkron dari RS yang merawat dengan hasil autopsi, makanya akan dibawa ke gelar perkara. Rencananya malam ini kami gelar," katanya.

Gelar perkara ini, nantinya akan membangun konstruksi dari peristiwa pidana yang ditangani. Dari sana, pihak kepolisian akan lihat apa yang pas dan apa yang kurang pas. "Pendalaman apa yang dilakukan, apakah tepat Dokter R ditingkatkan statusnya dalam meningkatkan sebuah proses penyelidikan dan penyidikan," tuturnya.

Sebelumnya, Allya Siska Nadia diduga tewas usai menjalani terapi di Chiropratic First, PIM 1. Saat itu, korban ditangani oleh seorang dokter bernama Dr Randall Cafferty yang merupakan dokter asing dari Amerika Serikat.

Setelah melunasi biaya terapi sejumlah Rp17 juta, Allya menjalani terapi selama sehari dua kali. Pada 6 Agustus 2015 usai menjalani terapi, dirinya bukan sembuh, tetapi merasa nyeri tidak tertahan di bagian lehernya hingga bengkak di leher dan mual serta muntah-muntah. Allya langsung dilarikan ke ICU Rumah Sakit Pondok Indah. Saat menjalani perawatan di RS Pondok Indah nyawa Allya tak lagi tertolong pada 7 Agustus 2015.

Untuk mengetahui penyebab kematian Allya secara pasti, pihak kepolisian melakukan pembongkaran makam Allya dan mengautopsi di pemakaman pada Rabu 13 Januari 2016, mulai pukul 08.00-13.00 WIB. (asp)