Firasat Aneh Sebelum Tabung Maut RS Mintohardjo Terbakar

Suasana duka pemakaman dua korban tragedi RS Mintohardjo, Selasa, 15 Maret 2016.
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Edi Suwardi Suryaningrat dan Dimas Qadar Radityo tewas dalam tragedi terbakarnya tabung ruang terapi hiperbarik di Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin, 14 Maret 2016.

Ayah dan anak itu kini sudah beristirahat dengan tenang di pusara mereka di TPU Malaka, Jalan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Berbagai cerita mulai bermunculan usai kejadian memilukan yang menewaskan empat pasien terapi oksigen bertekanan tinggi itu.

Novarina, keponakan Edi Suwardi menceritakan, sebelum peristiwa itu, keluarga sempat mendapatkan firasat yang diduga terkait dengan apa yang terjadi pada Edi dan Dimas.

Firasat tersebut dirasakan oleh Susi Mukhtar, istri dari Edi yang juga Ibunda dari Dimas.

Menurut Nova, tantenya itu sempat melarang Edi untuk pergi terapi ke RS Mintohardjo dengan alasan Susi sudah merasakan hal yang tidak enak saat keduanya akan meninggalkan rumah.

"Tante saya sudah larang suaminya, jangan sekarang terapinya, besok saja. Karena biasanya kalau terapi itu pagi. Sementara ini sudah siang. Tapi karena suami memaksa sudah janji dengan Pak Abubakar, ya sudah akhirnya mereka berangkat juga," kata Nova di TPU Malaka, Selasa sore, 15 Maret 2016.

Selain itu, Nova juga menceritakan sebelum ayah dan anak tersebut wafat di ruang terapi hiperbarik, ada perilaku yang tak biasa dilakukan keduanya. Pada tiga hari sebelum meninggal, Edi Dimas dan Susi Mukhtar tidur bersama di satu kamar

"Sosok Dimas memang dekat dengan orangtua. Tapi pada hari itu tidak biasanya Dimas tidur bersama di kamar ayah dan ibunya," kata Nova.

Edi dan Dimas tewas bersama mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol (Pur) Abubakar Nataprawira dan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo dalam satu ruangan tabung oksigen bertekanan yang terbakar. (ase)