Menguak Sosok Toeti Soekarno di Kasus Rusunawa Cengkareng

Suasana di sekitar rumah Toeti Noezlar Soekarno di Bandung, Jawa Barat, Senin, 11 Juli 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Suparman (Bandung)

VIVA.co.id – Nama Toeti Noezlar Soekarno tiba-tiba mencuat ke permukaan. Namanya muncul seiring kontroversi pembelian lahan di Cengkareng, Jakarta Barat, oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Kasus ini terungkap setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) DKI 2015. BPK menemukan lahan yang dibeli Dinas Perumahan itu adalah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sendiri, dalam hal ini Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI.

Dinas Perumahan membeli lahan itu dari Toeti Noezlar Soekarno, warga Bandung, Jawa Barat. Lahan senilai Rp648 miliar itu untuk rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Cengkareng. Tanah seluas 4,6 hektare yang berlokasi di Jalan Lingkar Luar Cengkareng tersebut dibeli pada 13 November 2015. Lahan dibeli dengan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.

Saat ini, Toeti tengah menggugat Pemerintah Provinsi DKI di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Toeti mengklaim Dinas Perumahan belum melunasi pembayaran uang pembelian sebanyak Rp200 miliar.

Ketika ditemui VIVA.co.id, Senin, 11 Juli 2016, sekitar pukul 10.00 WIB, Toeti enggan memberikan penjelasan soal kasus itu. Wanita yang tinggal di Jalan Mujaer Kaler Nomor 1 Kelurahan Burangrang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, tampak berjalan gesit ke arah pintu rumahnya.

Dia langsung membuka pintu dan bertanya lebih awal saat VIVA.co.id hendak menekan tombol bel pintu. Wanita itu membenarkan bahwa dia adalah Toeti. Dia lantas bertanya dari balik pintu, "Anda dari?"

Saat menjawab pertanyaan itu, Toeti menanyakan kembali perihal maksud dan tujuan VIVA.co.id. "Ada perlu apa lagi?" ujar perempuan berambut pendek dan berkacamata itu.

Ketika diajak langsung berbincang ke pokok permasalahan, sejenak Toeti yang mengenakan kaus warna hitam itu, mendengarkan dengan seksama. Saat ditanya adanya dugaan isu mafia tanah bermain dalam pembelian lahan tersebut karena kepemilikan tanah merupakan aset milik Pemprov DKI Jakarta, dia menyatakan, "Itu gosip ya, jadi saya iyain kata kamu, itu isu."

Saat diminta komentarnya jika lahan tersebut memang benar miliknya dan diharapkan menunjukkan produk hukum seperti sertifikat, Toeti enggan merespons. "Saya enggak mau jawab. Ke depan, no comment, no comment, enggak ada komentar lagi. Terima kasih," ujarnya. Pada saat itu juga Toeti  langsung menutup pintu.

Pantauan VIVA.co.id, di depan rumah itu terparkir motor dan mobil Grand Livina warna hitam berpelat nomor D 1704 QJ. Masyarakat sekitar tak banyak yang mengetahui sosok Toeti. Salah satu warga sekitar mengaku tak tahu soal Toeti.

"Enggak tahu tuh, ya kalau rumah nomor satu ya di situ. Saya tinggal di sini dari kecil, ibu saya tinggal di sini," katanya.