Cerita Penulis Humor Mukidi

Soetantyo Moechlas sang pencipta figur Mukidi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Facebook

VIVA.co.id – Tulisan cerita jenaka sosok MUKIDI yang kini jadi viral di media sosial berujung dengan munculnya sejumlah tawaran kepada penulisnya agar kumpulan cerita-cerita miliknya itu untuk dijadikan buku. Diungkapkan penulis cerita humor MUKIDI, Soetantyo Moechlas (62). Dirinya kini langsung mendapatkan tawaran dari sebuat perusahaan percetakan buku agar kumpulan cerita humor mukidi untuk dibukukan dan diedarkan untuk dijual ke masyarakat.
 
“Iya memang sudah ada yang nawarin. Ada dua satu dari Gramedia dan satu lagi saya lupa namanya,” kata Soetantyo di rumahnya.
 
Meskipun sudah mendapatkan tawaran itu, diakui Soetantyo, dirinya tidak lantas menyetujuinya melainkan dirinya ingin meminta waktu kumpulan cerita yang dibuat olehnya untuk diedit dirinya terlebih dahulu.
 
“Kalaupun memang mau dijadikan buku saya rasa harus banyak yang diedit lagi. Soalnya banyak bahasa yang vulgar, yang menjurus ke pornografi, sehingga saya rasa gak layak untuk dicetak,” ujarnya.
 
Soetantyo mengakui, kumpulan cerita humor yang sejak dulu dibuat olehnya itu dulu begitu banyak kata vulgar dan menjurus ke pornografi karena dirinya kala itu,  kalau bikin terkadang asal-asalan menggunakan bahasanya.
 
“Dulu itu saya buat asal-asalan saja. Tapi kalau sekarang kan diketawain orang karena memang sudah banyak yang dikurangi kata-kata yang menjurus ke pornografinya,” ujarnya menambahkan.

Soetantyo menegaskan, dia bukan berasal dari pendidikan seni yang berhubungan tentang ilmu sebagai penulis melainkan, dia lebih mengambil bidang kesehatan untuk selanjutnya masuk ke dunia kerja sebagai seorang medical representative.

“Dulu saya memang tak pernah masuk sekolah jurusan seni. Melainkan saya ambil pendidikan di bidang farmasi sehingga akhirnya bekerja di perusahaan farmasi sampai saat ini pensiun di perusahaan milik Germany itu,” kata Soetantyo.
 
Namun demikian, kata Soetantyo, kemampuannya menulis maupun jiwa seni nampak tertanam pada dirinya lantaran berasal dari keluarga yang cinta seni walaupun memang tak sampai ada yang berkarier secara profesional.
 
“Keluarga besar saya memang para pencinta seni, dan memiliki grup kroncong. Ayah saya suka main biola, kakak saya main drum dan alat musik lainnya. Sedangkan saya sendiri, dari dulu hobi buat karikatur,” ujarnya menjelaskan.

Adapun soal kumpulan tulisan cerita jenaka MUKIDI pun, diakui olehnya, menjadi cukup bermanfaat dan jadi senjata dirinya menjalani tugas sebagai pegawai perusahaan obat yang dituntut mampu menjual produknya.
 
“Saya bekerja di perusahaan yang memiliki produk yang harus dipasarkan. Apapun jabatan saya intinya yang sebagai tukang obat, yang kerjaannya jualan dan cara kami jualan itu kan harus memberikan message ke orang yang mau membeli jadi, saya harus pake trik dengan kumpulan humor ini juga.” 
 
Menurut dia, trik cara bagaimana dirinya berjualan dengan memberikan cerita humornya itu baginya, sangat penting sehingga sebelum menawarkan produk perusahaannya laku dirinya ingin orang yang akan membelinya dibuat gembira dulu.
 
“Nah seperti buku yang pernah saya bikin. Buku itu sengaja saya bagikan ke dokter melalui teman-teman satu profesinya supaya dokter senang. Gak banyak, cuma antar temen aja dan itu sudah lama, tahun 2009,” ungkapnya.

(mus)