Djarot: Bukit Duri Digusur Agar Tak Bernasib Seperti Garut

Ekskavator hancurkan bangunan-bangunan ilegal di Bukit Duri.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA.co.id – Wakil Gubernur, DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasan pemerintah tidak ingin menunda penggusuran pemukiman liar di bantaran Sungai Ciliwung, di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Djarot mengatakan, alasan penggusuran itu ialah, pemerintah lebih mementingkan keselamatan warga sekitar agar tidak terkena banjir memasuki musim penghujan di akhir tahun ini.

"Jangan sampai terjadi kejadian seperti di Kemang terjadi kemarin ya tapi tidak sampai korban jiwa, atau ?di Garut (banjir bandang) misalnya," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta, Rabu 28 September 2016.

Menurut Djarot, pemerintah telah lama menawarkan rumah susun bagi warga yang terkena dampak normalisasi. Sosialisasi pun telah dilakukan jauh-jauh hari, bahkan sejak tahun 2015.

"Masa kita tersandera karena beberapa bidang menolak pindah, sehingga menghalangi proyek strategis dari pemerintah pusat," katanya.

Penggusuran terhadap pemukiman di RW 9,10,11, dan 12 Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, dilakukan Rabu, 28 September 2016, sekitar pukul 08.00 WIB.

Penggusuran itu merupakan bagian dari program normalisasi Sungai Ciliwung. Ratusan aparat gabungan menjaga proses pembongkaran terhadap bangunan yang sudah berdiri puluhan tahun tersebut.

Aparat terdiri atas petugas dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polri dan TNI. Proses pembongkaran berlangsung lancar tanpa ada perlawanan dari warga.

Sejumlah alat berat ekskavator yang diterjunkan ke lokasi terus meruntuhkan bangunan-bangunan tersebut. Rumah dan bangunan di sana sudah mulai rata dengan tanah.