Suasana di Depan Istana Merdeka Mulai Kondusif
- VIVA.co.id/Danar Dono
VIVA.co.id – Demonstrasi menuntut pengusutan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, selepas azan Isya berakhir ricuh.
Pemicunya adalah elemen pengunjuk rasa yang berusaha merangsek ke Kompleks Istana Merdeka dan melempari petugas yang berjaga membentuk barikade.
Setelah terus-menerus dilempari beragam benda dan tameng mereka dipukuli, polisi akhirnya merespons dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air menggunakan kendaraan water cannon. Hal ini dilakukan karena elemen massa sudah semakin dekat dengan gerbang kompleks Istana Merdeka.
Dari pantauan VIVA.co.id, di tengah kericuhan ini, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menenangkan massa dan meminta mereka tak lagi melempari petugas. Tito juga meminta ulama yang ada menenangkan massa, sambil memerintahkan petugas menghentikan tembakan gas air mata.
"Para ulama tolong tenangkan," tutur Kapolri di kawasan depan Istana Merdeka, Jumat, 4 November 2016.
Tak lama setelah itu, terlihat beberapa ulama mulai mencegah massa untuk melempari petugas. Bahkan beberapa massa dari Front Pembela Islam ikut membentengi barikade polisi.
Setelah itu, suasana berangsur kondusif. Massa tak lagi melempari petugas dan tembakan gas air mata pun berhenti.
Kini, massa mulai meninggalkan kawasan Jalan Medan Merdeka Barat ke arah selatan menuju Jalan MH Thamrin, maupun ke timur menuju Masjid Istiqlal dan Tugu Tani. Walaupun sebagian massa masih ada yang bertahan dan memilih duduk-duduk di sekitar lokasi.
Di sisi lain, aparat pun mulai menurunkan tameng dan membentuk barikade dengan duduk di jalanan.