GNPF-MUI Sebut Aksi 505 yang Terakhir

Ilustrasi Masjid Istiqlal, Jakarta. (viva.co.id)
Sumber :
  • Antique

VIVA.co.id – Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia Zaitun Rasmin mengatakan, beberapa aksi telah dilakukan oleh umat Islam untuk mendapatkan keadilan. Mulai dari aksi 411, 112, 212, 313, dan kali ini aksi 505. 

Ia mengatakan, aksi 505 ini adalah aksi terakhir yang dilakukan untuk menuntut keadilan terkait penodaan agama. "Aksi 505 ini sebagai penutup aksi-aksi bela Islam kami. GNPF tidak rencanakan aksi lagi. Kami harap ini tuntutan kami terakhir," kata Zaitun di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Mei 2017

Menurut Zaitun, beberapa kali perwakilan GNPF telah berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi kepada para pemegang kekuasaan di Indonesia. Mulai dari tingkatan paling rendah hingga tertinggi.

"Semua upaya kami lakukan. Kami dialog sampai kepada bapak wakil presiden, GNPF sudah diterima secara resmi. Memang kepada presiden tak langsung diterima. Tapi bapak presiden telah datang langsung ke Monas aksi bela Islam ketiga.  Ini tandanya apresiasi kami telah didengar," ujarnya.

Setelah berbagai aksi dilakukan, Zaitun berpesan, umat Islam terus berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan keadilan di Indonesia.  "Kita terus berjuang dengan doa kita. Ini adalah aksi puncak kita. Kita yakin bahwa doa-doa kita akan di dengar," ujarnya.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menginiasi aksi pada 5 Mei 2017 ini.  Aksi ini menuntut hakim untuk dapat memutuskan secara adil perkara penodaan agama, dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (mus)