Quraish Shihab: Bangsa Hancur jika Abaikan Cinta Tanah Air
- quraishshihab.com
VIVA.co.id - Prof Dr Quraish Shihab, ulama ahli ilmu tafsir Alquran, menjadi khatib salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Minggu pagi, 25 Juni 2017. Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo salat Id di masjid itu. Putra dan putri Presiden, Kaesang Pangarep serta Kahiyang Ayu, salat di Masjid Istiqlal juga.
Tampak pula Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua DPR Setya Novanto, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan sejumlah pejabat negara.
Quraish Shihab dalam khotbahnya mengingatkan tentang ancaman kehancuran bangsa Indonesia jika mengabaikan persatuan dan nasionalisme atau cinta Tanah Air.
Cendekiawan yang juga Direktur Pusat Studi Alquran itu mula-mula menjelaskan makna fitri atau fitrah dalam Idul Fitri. Fitri atau fitrah, katanya, bermakna “asal kejadian, bawaan sejak lahir, naluri; suci dan bebas dari dosa.”
Dia mengingatkan, kebhinnekaan atau keberagaman adalah keniscayaan atau hukum alam yang merupakan asal kehidupan manusia di dunia. Begitu juga keberagaman bangsa Indonesia.
Nasionalisme Indonesia, menurut Quraish, dibentuk atas dasar kebhinnekaan itu. Maka sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk menghormati dan menghargai perbedaan sebagai wujud kecintaan pada Tanah Air.
Islam, katanya, sangat menganjurkan umatnya mencintai Tanah Air, sebagaimana firman Allah. “Agama memperkenalkan cinta Tanah Air adalah manifestasi iman. Tanah air yang terbentang dari Sabang sampai Merauke harus dirawat dan dilestarikan,” ujarnya.
Barangsiapa yang mengkhianati kebhinnekaan sehingga mengabaikan persatuan dan kesatuan, Quraish mengingatkan lagi, niscaya Allah akan menghancurkan bangsa itu. “seperti di Uni Soviet. Jangan sampai (kehancuran bangsa) terjadi di negeri muslim.” (ren)