Korban Gudang Mercon Tak Bisa Diidentifikasi Sidik Jari

Pabrik petasan dan kembang api meledak di kompleks Pergudangan 99, Kosambi, Tangerang, Banten.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Jenazah korban ledakan gudang mercon PT Panca Buana Cahaya Sukses di Kosambi, Tangerang, Kamis kemarin harus melalui proses identifikasi yang lebih mendalam. Soalnya, luka bakar korban sudah parah, seratus persen tubuh korban sudah hangus.

Menurut Kepala Operasional Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Komisaris Besar Polisi Edy Purnomo, dalam prosedur Disaster Victim Identification (DVI), ada identifikasi primer dan identifikasi sekunder untuk mendapatkan data post mortem.

"Identifikasi primer sidik jari itu sudah enggak bisa. Jadi primer ada tiga: sidik jari, odontogram (gigi), pemeriksaan DNA. Nah, sekarang sedang diperiksa gigi. (identifikasi) gigi itu juga biasanya sulit, harus ada pembanding keluarga," kata Edy di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta pada Jumat dini hari, 27 Oktober 2017.

Jika pemeriksaan gigi tak berhasil, jalan terakhir dan satu-satunya untuk mengidentifikasi korban adalah dengan tes DNA dengan keluarga. Sebanyak 19 perwakilan keluarga berupaya melakukan tes DNA untuk dibandingkan dengan DNA korban.

Tim DVI akan lebih mengandalkan hasil identifikasi melalui tes DNA, karena pemeriksaan sidik jari sudah tak mungkin akibat hampir seluruh bagian tubuh jasad hangus; sementara pemeriksaan gigi memerlukan data pembanding yang akurat dari keluarga. Identifikasi gigi harus lebih dulu didapat sampel gigi korban sebelumnya.

Gosong

Edy Purnomo memperkirakan proses identifikasi bakal berlangsung tidak sebentar. Kendala utamanya ialah jasad korban hangus atau gosong. "Ada yang gosongnya sampai hilang (kulitnya). Ada yang masih nempel," ujarnya.

Proses identifikasi akan dilakukan lebih dahulu untuk korban yang paling mudah diidentifikasi,  sedangkan yang sangat sulit belakangan. Ditemukan delapan jenazah yang dianggap relatif lebih mudah diidentifikasi sehingga didahulukan. (ren)