64 Benda Bersejarah Hangus Akibat Kebakaran di Museum Bahari

Kebakaran Museum Bahari Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Terbakarnya Museum Bahari merupakan musibah besar bagi Tanah Air. Sebab, sejumlah barang koleksi yang menjadi saksi perjalanan dunia kemaritiman Indonesia hangus dilalap api.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta, Tinia Budiarta mengatakan, terbakarnya museum tak ternilai kerugiannya. Berdasarkan data yang dimiliki Tinia, setidaknya terdapat 64 koleksi museum yang hangus terbakar. Mulai dari miniatur perahu, maket dan alat navigasi.

"Jumlah koleksi yang terbakar kemarin terhitung ada 64 koleksi, terdiri dari miniatur perahu ukurannya kecil-kecil 30 cm, ada replika perahu dengan ukuran normal perahu nelayan, kemudian ada maket, ada alat-alat navigasi," kata Tinia di Blok G, Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Januari 2018.

Menurut Tinia, ia sangat terpukul akibat musibah kebakaran ini. Dia prihatin karena semua benda yang berusia berabad-abad musnah.

"Yang jelas kita sudah kehilangan benda cagar budaya bangunan bersejarah dan itu merupakan suatu keprihatinan kita semua," ujarnya.

Selain koleksi miniatur, sejumlah lukisan juga turut hangus dilalap api. Berbagai jenis lukisan itu tidak dapat diselamatkan karena api sangat besar.

"Pameran yang baru dibuat itu, habis itu printing, jadi ada pameran yang menceritakan peperangan laut di Jawa, antara sekutu dengan Jepang, itu habis terbakar," ujarnya.

Tinia memaparkan pascakebakaran museum Bahari pihaknya langsung bergerak cepat melakukan pendataan. Selain itu, ada sejumlah langkah perbaikan juga yang akan dilakukan.

"Pertama, kita menginventarisir koleksi-koleksi yang rusak, apakah itu memungkinkan dibuat replikanya lagi atau beli," ujarnya.

Tinia menambahkan, pihaknya akan mencoba menaksir harga barang-barang bersejarah tersebut. Perbaikan dari benda sejarah juga akan dilakukan dan merenovasi museum tersebut secepatnya. Namun dirinya belum mengetahui apakah biaya renovasi menggunakan APBD DKI atau dana dari kementerian.

"kita inventarisir berapa kerugiannya secara ekonomi, tapi kalau secara nilai itu tidak ternilai. Sebagai aset itu akan dihitung," ujarnya.