Banjir di Sumut dan Sumbar, BNPB: 22 Korban Meninggal

Kondisi permukiman yang diterjang banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal.
Sumber :
  • Twitter Sutopo Purwo Nugroho, @Sutopo_PN.

VIVA – Direktur Pembinaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Lilik Kurniawan mengatakan, hingga Sabtu malam, 13 Oktober 2018, 22 orang meninggal akibat banjir dan longsor di beberapa lokasi di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. 

Hal itu dikemukakan Lilik dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne, Minggu, 14 Oktober 2018. "Di Tanah Datar 4 orang, Pasaman 1," ujarnya.

Saat ini, banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah yang berdekatan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. "Kami menduga ada sumbatan, terutama di Mandailing Natal," ujarnya menambahkan.

Dia menyarankan untuk melihat lokasi di hulu apakah terjadi pembendungan atau potensi longsor di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Setelah itu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di dekat sungai.

Sementara itu Wakil Bupati Pasaman Atos Pratama mengemukakan, wilayahnya diguyur hujan hampir sepekan ini. Banjir yang melanda Pasaman merupakan siklus 4-5 tahunan. 

Saat ini, masyarakat yang terkena banjir sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun, ada juga yang masih belum bisa kembali ke rumahnya lantaran banjir. "Ada sekitar 10-20 keluarga (yang belum ke rumah)," ujarnya.

Sebelumnya, banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Mandailing Natal, Jumat, 12 Oktober 2018. Akibatnya, 17 orang meninggal dunia, yaitu 12 siswa sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut, 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis, dan 2 orang yang kecelakaan mobil masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir. (mus)