Ramai-ramai Desak Jokowi, Usut Kasus Novel dan Lindungi KPK

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah meminta Komisi Pemberantasan Korupsi tak gentar dengan adanya teror terhadap dua pimpinan lembaga antikorupsi tersebut, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif.

Organisasi otonom Muhammadiyah itu mendukung KPK untuk terus memberantas korupsi di Indonesia. Secara simbolis dukungan ini ditunjukkan PP Pemuda Muhammadiyah dengan memberikan tiga buah borgol kepada KPK. Tiga borgol tersebut diterima oleh Jubir KPK, Febri Diansyah di kantor KPK, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019. 

"Sebagai simbolnya kami akan berikan oleh-oleh berupa borgol kepada KPK. Ada tiga buah," kata Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar A Tawalla. 

Fikar, sapaan Dzulfikar menjelaskan, masing-masing borgol memiliki makna tersendiri. Satu borgol merupakan simbol dukungan pengusutan kasus teror terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Satu borgol bentuk dukungan pengusutan kasus teror terhadap Agus dan Laode.

"Borgol ketiga ini (dukungan) penegakan hukum simbol penegakan hukum pelaku koruptor. Saya serahkan kepada Febri (juru bicara KPK)," ujarnya. 

Fikar menyatakan, Pemuda Muhammadiyah mendukung KPK tetap berkonsentrasi menuntaskan pengusutan kasus-kasus korupsi yang sedang ditangani. Termasuk kasus-kasus mega korupsi seperti kasus Century dan BLBI. 

"Kami meminta KPK untuk melanjutkan dan menuntaskan kasus yang selama ini mendapat perhatian masyarakat," ujar Fikar.

Selain itu, Pemuda Muhammadiyah juga meminta Presiden Joko Widodo agar memberikan perhatian serius terhadap agenda pemberantasan korupsi. Pemuda Muhammadiyah juga mendesak Polri untuk segera mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

"Karena kami menilai bahwa teror bom di rumah kedua pimpinan KPK merupakan peristiwa yang memiliki keterkaitan," kata dia.

Dukungan terhadap KPK juga disampaikan sejumlah tokoh dari Koalisi Masyarakat Sipil. 

Lima tokoh yakni mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan penasihat KPK Said Zainal Abidin, Direktur Eksekutif Indonesia Institut for Corporate Directorship Vita Diana, aktivis sosial HS Dillon, dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mayling Oey secara langsung bertemu pimpinan KPK untuk memberikan dukungan.

Erry mengaku kehadirannya bersama sejumlah tokoh ini untuk mendukung seluruh pegawai dan pimpinan KPK untuk tetap bekerja memberantas korupsi. Dalam pertemuan dengan pimpinan KPK, Eri memastikan seluruh pegawai dan pejabat lembaga antikorupsi tidak terganggu sedikit pun dengan teror terhadap Agus dan Laode. 

"Mereka tetap bekerja seperti biasa, demikian pula dengan para pegawainya," ujar Erry. 

Para tokoh ini mendesak Jokowi dan jajarannya mendukung pengusutan kasus teror ini hingga tuntas dan menyeret pelaku teror ke pengadilan. Hal ini lantaran teror terhadap Agus dan Laode mengancam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Di sisi lain, kami mengambil hikmah dan pimpinan KPK juga sependapat ini justru membangunkan kita semua betapa pentingnya dan betapa tidak boleh lengahnya kita untuk terus mengawal agenda pemberantasan korupsi yang antara lain diwakili oleh upaya-upaya yang dilakukan oleh KPK," kata dia. 

Dalam kesempatan sama, Said Zainal menambahkan, teror terhadap Agus dan Laode merupakan perbuatan keji dan diharapkan tidak terjadi kembali. Meski demikian, Said Zainal meyakini teror itu tidak akan mematahkan semangat KPK dalam memberantas korupsi. 

"Jadi (teror itu) adalah tindakan yang sia-sia," tegasnya. 

Said Zainal berharap teror terhadap Agus dan Laode menyadarkan pemerintah untuk mendukung penuh pemberantasan korupsi termasuk melindungi seluruh pegawai dan pejabat KPK. (ase)