Usut Pelaku Teror Ketua KPK, Polisi Libatkan Ahli Sketsa Wajah

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syaefullah

VIVA – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, penyidik telah memeriksa enam orang saksi terkait teror bom palsu di kediaman Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo. 

Dari enam saksi, dua saksi merupakan anggota Polri. Saat itu, mereka yang pertama kali menemukan tas hitam yang digantungkan di pagar kediaman Agus. Empat saksi lainnya merupakan tetangga sekitar lingkungan kediaman Agus dan penjual bubur.

Khusus saksi penjual bubur, tim Inafis akan memintai keterangan lebih dalam. Sebab, sebelum penemuan benda mencurigakan, saksi ini berbincang dengan seseorang yang menanyakan kediaman pak RT dan Agus.

Tim Inafis yang melibatkan ahli sketsa wajah akan menggambarkan ciri-ciri orang yang bertanya tersebut. "Nanti jika sudah sketsa wajah nanti akan dimasukkan ke Inafis karena memiliki peralatan cukup canggih akan digambar wajah dalam bentuk digital," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 11 Januari 2019.

Tim Inafis nantinya juga akan mendalami jika ada sidik jari yang tertinggal di tas hitam dan paralon tersebut. Sementara itu, untuk penyelidikan teror bom molotov di kediaman pimpinan KPK lainnya, Laode M Syarif, Dedi menuturkan, sudah 12 saksi diperiksa. Penyidik juga akan menganalisis apakah ada sidik jari yang tertinggal di bom molotov itu.

Jika ditemukan sidik jari, hasilnya akan disinkron ke database KTP elektronik. "Nanti diidentifikasi siapa yang pernah memegang botol tersebut. Kalau sidik jari tersebut memiliki KTP-el langsung terkoneksi dan berhasil teridentifikasi," ujarnya.

Ia meminta masyarakat bersabar karena proses identifikasi membutuhkan waktu. Dedi berjanji polisi akan komitmen mengungkap kasus teror pimpinan KPK ini. (art)