Industri Media Berkembang Pesat, Anindya Bakrie Ingatkan Bahaya Hoax
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Presiden Direktur VIVA Media Group Anindya Novyan Bakrie menyatakan, dalam era digital saat ini generasi milenial harus lebih berhati-hati dalam mencerna sebuah berita atau informasi.
Menurut Anin, sapaan Anindya, saat ini berita bohong atau hoaks sering kali masuk ke dalam jaringan telepon seluler atau smartphone yang kini hampir dimiliki oleh seluruh masyarakat, khususnya generasi milenial.
"Hoaks adalah ancaman. Karena keberhasilan Indonesia ini adalah keberagamannya. Karena keberagamannya itu diancam, Bhinneka Tunggal Ika kita dapat terancam, apalagi Indonesianya, apalagi yang bisa kita pertahankan. Jangan sampai kita bisa terpecah belah (karena hoaks)," kata Anin saat menjadi panelis, dalam diskusi Indonesia Millenial Summit 2019 di Jakarta Pusat, Sabtu, 19 Januari 2019.
Ia menambahkan, berita hoaks tidak hanya dapat menyasar generasi milenial, media-media mainstream pun tak jarang kerap menjadi sasaran sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan produksi berita hoaksnya.
"Media mainstream itu saya rasa juga harus lebih hati-hati, karena hoaks itu bisa datang bukan hanya langsung ke pemred, bisa datang ke meja redaksi, bisa datang kepada reporter," ujarnya.
Bahkan, hoaks bisa datang dari luar negeri. "Dia lempar batu sembunyi tangan, tiba-tiba udah ramai saja, nah itu hati-hati Industri media," kata Anin.
Anin mengingatkan, kepada seluruh pekerja Industri media untuk tetap berhati-hati dengan sering beredarnya berita hoaks belakangan ini. Industri media dan generasi milenial, lanjut Anin, harus lebih mengedepankan budaya mengonfirmasi jika mendapatkan berita atau informasi yang bombastis.
"Jadi benar-benar kita mesti hati-hati, menjadi check and recheck, sistem juga mesti kuat. Dan bahkan kita pun bisa difitnah sekarang ini, makanya kita harus menyikapi ini dengan kepala dingin, dan kita secara individu juga jangan mudah percaya apabila ada suatu yang bombastis lah," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara prihatin dengan maraknya penyebaran hoaks yang akhir-akhir ini berseliweran di media sosial, maupun melalui pesan berantai WhatsApp group.
Menurut Rudi, hoaks sengaja dimainkan oleh sejumlah pihak untuk memperkeruh suasana damai, terlebih lagi memasuki tahun politik seperti sekarang ini.
Pemerintah, lanjut Rudi, sudah berupaya memerangi hoaks dengan mengeluarkan sejumlah regulasi, seperti menonaktifkan akun bodong di media sosial, hingga melaporkan akun-akun yang diduga penyebar berita bohong atau hoaks kepada polisi.
"Pemerintah melakukan penindakan di dunia maya. Yang sekarang menjadi modus itu sekarang kita tidak tahu, mungkin ada orang dari luar yang melempar ranjau, dan sekarang itu viralnya di WhatsApp. Tindakan di dunia maya dan dunia nyata, kita kerja sama dengan polisi," ujarnya.
Dia menambahkan, "Oleh karena itu kita juga mesti hati-hati dalam menggunakan serta menyikapi isu-isu yang beredar di social media dan pesan di WhatsApp group kita," tuturnya. (art)