Jokowi Tinjau Lokasi Ledakan Bom Bunuh Diri di Sibolga

Jokowi Tinjau Lokasi Bom Bunuh Diri yang Merusak Ratusan Rumah di Sibolga
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi aksi bom bunuh diri yang dilakukan seorang ibu dan anaknya di Kota Sibolga, Sumatera Utara, Minggu 17 Maret 2019. Jokowi memantau langsung lokasi ledakan bom usai meresmikan Pelabuhan Sibolga. 

Pantauan VIVA, Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan Kepala Kantor Staf Kantor Presiden Moeldoko, melihat langsung kediaman terduga teroris yang lokasinya berada di gang Sekuntum di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pancuranbambu, Kecamatan Sibolga. Di lokasi itu terlihat lebih dari 100  rumah hancur dan runtuh. 

Jokowi sempat mendengarkan informasi terkait peristiwa itu dari Wali Kota Sibolga, Syarfi Hutauruk, dan didampingi tokoh asal Sibolga, Akbar Tandjung. Usai melihat kondisi rumah yang hancur, Jokowi bergerak ke posko tanggap darurat ledakan bom Kota Sibolga, yang letaknya tak jauh dari sana.

Bertemu dengan warga di posko, Jokowi meminta masyarakat tetap waspada. 

"Ibu-ibu hati-hati semua, ya," kata Jokowi. 

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku kaget ketika mendengar penangkapan terduga teroris dan aksi bom bunuh diri di Sibolga. 

Jokowi mengetahui Sibolga dengan julukan 'Kota Berbilang Kaum'. Maksud dari julukan itu ialah kota yang berada di Pantai Barat, Sumatera Utara ini diisi oleh dengan ragam penduduk mulai dari suku, budaya dan agama. 

"Sejak kota ini didirikan 319 tahun lalu Sibolga kota yang tentram, kota yang aman, kota yang selalu damai. Tidak ada perpecahan, tidak ada saling menghujat antara satu dengan yang lain. Kota berbilang kaum. Sehingga hubungan antar umat beragama sangat baik, rukun, bersatu terus," kata Jokowi. 

Dengan heterogennya masyarakat, Jokowi meminta, masyarakat terus membangun rasa persaudaraan dengan sekelilingnya. 

Ia berharap masyarakat segera beraktivitas kembali dan membangun rumahnya yang hancur karena ledakan. 

"Inilah ke depan yang terus kita jalin, rasa persatuan kita, rasa kerukunan kita, rasa persaudaraan kita. Karena penduduk negara kita ini berbeda-beda. Penduduknya 269 juta, tapi isi berbeda-beda, beda suku, berbeda agama, adat, tradisi dan daerah," kata Jokowi.