Sudah Tarawih, Tarekat Naqsabandiyah Mulai Puasa Hari Ini

Jemaah Tarekat Naqshabandiyah gelar Salat Tarawih.
Sumber :
  • Andri Mardiansyah/VIVA.co.id

VIVA – Ratusan jemaah Tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat, Jumat malam, 3 Mei 2019, melaksanakan Salat Tarawih. Itu artinya, Sabtu, 4 Mei 2019, jemaah Naqsabandiyah di Ranah Minang mulai menjalani ibadah puasa pertama di bulan suci Ramadan 1440 Hijriah.

Pantauan VIVA di Masjid Baitul Ma’mur, ratusan jemaah Naqsabandiyah baik laki-laki maupun perempuan, tampak khusyuk melaksanakan Salat Tarawih dan Witir. Selain di Baitul Ma'mur aktivitas Salat Tarawih juga dilakukan di Surau Baru, Kecamatan Pauh, Kota Padang. 

Bagi jemaah Tarekat Naqsabandiyah, penentuan awal Ramadan selalu menggunakan metode perhitungan Hisab Munjid, serta berlandaskan ketentuan yang sudah ada, dan tentunya berpedoman dengan Alquran surat Al Baqarah ayat 183,184 dan 185.

"Bagi Naqsabandiyah sudah melakukan penghitungan hari dengan memakai kalender Hisab Munjid. Kami besok telah menunaikan ibadah puasa," kata Imam Besar Tarekat Naqsabandiyah Buya Syafri Malin Mudo kepada awak media, Jumat malam.

Menurut Buya Syafri Malin Mudo, penghitungan menggunakan metode kalender hisab ini sudah dilakukan jemaah Tarekat Naqsabandiyah turun temurun. Meski berbeda dengan ketentuan dan ketetapan pemerintah, namun jumlah hari ibadah puasa tetaplah selama 30 hari.

"Ya, kami melaksanakan Salat Tarawih malam ini. Dan dalam hitungan kami, satu Ramadan itu dimulai besok (Sabtu). Kami melaksanakan empat rakaat Salat Isya terlebih dahulu kemudian 15 rakaat Salat Tarawih dan terakhir dengan tiga rakaat Salat Witir," ujarnya.

Selain melaksanakan ibadah puasa lebih dulu, jemaah Tarekat Naqsabandiyah juga memiliki tradisi yang tetap dilestarikan yakni Basuluak.

Basuluak diartikan beritikaf atau berdiam diri di masjid agar bisa beribadah dengan khusyuk selama bulan suci Ramadan sembari berzikir. Tradisi ini dilakukan jemaah Naqsabandiyah selama 40 hari, dimulai sebelum puasa pertama.

Meski demikian lama waktu basuluak ini, tergantung dari kemampuan masing-masing dari jemaah. ada yang mampu berzikir selama 10 hari, 20 hari, 30 hari dan 40 hari. Namun, yang dijadikan prioritas bukanlah berapa lama Suluak dilakukan, tapi seberapa fokus jemaah melakukan ibadah.

Tradisi Basuluak ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menjalankan serangkaian ibadah, terutama di bulan suci Ramadan. (ase)