90% Peredaran Narkoba dari Lapas, BNN Kritik Pengawasan Ditjen Pas
- VIVA/Fajar GM
VIVA – Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan bahwa Direktorat Jendral Pemasyarakatan (Ditjen PAS) lemah dalam memberikan pengawasan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas). Pasalnya hingga detik ini, mayoritas operator narkotika berasal dari jaringan lapas.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Heru Winarko, yang menyebut lapas masih dijadikan tempat yang "nyaman" bagi semua operator narkotika. Karena itu, ia menilai butuh perbaikan sistem untuk mengatasi masalah ini.
"Lapas kita memang memprihatinkan. Saya bisa nyatakan lebih 90 persen operator narkotika berasal dari lapas," kata Heru di Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019.
Menurut Heru, kurangnya pengawasan membuat hampir tidak ada lapas yang bersih dari jaringan narkoba. Selama ada napi yang merupakan bandar atau pengedar, rata-rata masih mengoperasikan bisnisnya meski berada di sel.
"Semua lapas yang ada napi narkobanya terutama bandar, masih beroperasi. Termasuk yang kemarin pengungkapan 200 kilogram sabu, yang dikendalikan dari Lapas Cirebon," ujarnya.
Heru menyebut, selama ini pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Ditjen PAS, untuk memberantas jaringan lapas. Namun, entah mengapa kerja sama itu tampaknya tak dibarengi dengan tindakan nyata.
"Ini juga menjadi atensi kita dengan Dirjen PAS. Karena kita butuh kerja sama semua pihak untuk menerapkan sistem yang bersih dari narkotika, sangat dibutuhkan," ucapnya.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah mengatakan, dengan masih banyaknya peredaran narkotika di dalam lapas, membuktikan upaya revitalisasi yang dijanjikan Dirjen PAS Sri Puguh Utami hanya jargon belaka.
"Upaya revitalisasi itu cuma jargon belaka. Semua kejadian yang terjadi belakangan ini, tak pernah ada evaluasi," kata Trubus.
Menurut Trubus, meski laporan itu sudah dihembuskan BNN sejak beberapa waktu lalu, namun tak ada upaya untuk memberikan pengawasan lebih terhadap narapidana yang menjadi pengendali. Padahal, jika pengawasan diperketat, maka narkoba tidak akan bisa masuk.
"Lihat saja sampai saat ini, meski sudah berapa kali ada penangkapan, tak ada upaya dari dirjen PAS," ucapnya.
Trubus juga mengungkit sejumlah kebobrokan di Lapas akhir-akhir ini. Seperti kasus suap di Lapas Sukamiskin yang juga menyeret Sri Puguh, terlihatnya Setya Novanto makan di restoran padang sekitar RSPAD, dan penganiayaan tahanan di Nusakambangan.
"Meskinya dari banyaknya masalah, ini harus menjadi catatan Menkum HAM, Yasonna Laoly, untuk segera mengambil sikap dengan mengganti dirjen PAS," katanya.