Tolchah Menurut Rais Aam NU: Beliau Wakafkan Diri untuk Pendidikan

Rais Aam NU Miftahul Akhyar di kantor NU Jawa Timur di Surabaya pada Rabu malam, 29 Mei 2019.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Keluarga besar Nahdlatul Ulama berduka. Mustasyar Pengurus Besar NU, Tolchah Hasan, wafat pada Rabu 29 Mei 2019. Di mata Rais Aam NU, Miftahul Akhyar, menteri agama era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu adalah sosok yang mewakafkan diri dan hidupnya untuk pendidikan.

"Kita kehilangan yang besar, belasungkawa tak terkira. Mungkin tinggal beliau yang sepuh, baik dari sisi ke-NU-annya sebagai (mantan) wakil Rais Aam, dan pemerintahan. Beliau juga terus mewakafkan usia dan kesempatannya di dunia pendidikan," kata Miftach di kantor NU Jawa Timur di Surabaya pada Rabu malam.

Universitas Islam Malang atau Unisma, kata Miftachul, adalah salah satu kampus milik NU peninggalan Tolchah. Melalui sentuhan tangannya, Unisma berkembang pesat dan jadi kampus kebanggaan warga NU sampai sekarang. Karena itu pula, Tolchah lebih dikenal jasanya di dunia pendidikan.

Miftachul masih ingat pertemuan terakhirnya dengan Tolchah beberapa bulan lalu di Unisma. "Beliau menyatakan, saya usia sekian, saya wakafkan ke dunia pendidikan, inilah (Unisma) milik NU yang besar, begitu kira-kira (pernyataan Almarhum)," ujar Pengasuh Pesantren Miftahus Sunnah Surabaya itu.

Tolchah Hasan dilahirkan di Tuban, Jawa Timur, pada 1936. Ia disebut seorang tokoh yang multidimensi, ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi yang tekun dan seorang tokoh yang aktif di pemerintahan. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang, pada pukul 14.10 WIB, Rabu, 29 Mei 2019.