Diduga Benda Bersejarah, Batu Bergurat di Banyuwangi Diamankan

Warga sedang melakukan pengangkatan batu (Foto : Rizki Alfian/TIMESIndonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Sebuah batu bergurat berdiameter sekitar 1,5 meter diamankan oleh Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (2/7/2019) siang.

Batu yang ditemukan di sungai wilayah Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu tersebut diduga mempunyai nilai historis tinggi. Bagian luar batu tersebut terdapat sebuah guratan tulisan aksara kuno yang dinilai sebagai tulisan suci.

“Kami ambil untuk diamankan bukan dimiliki. Takutnya nanti dirusak atau diambil oleh seseorang. Penemuan sudah lama namun belum begitu paham itu benda bersejarah, baru setelah dilakukan penelurusan melalui perjalanan spiritual, tulisan tersebut ternyata suci dan berharga,” kata Ketua PHDI Kecamatan Sempu, Sukariono.

Menurutnya, pengangkatan batu suci tersebut sebenarnya sudah akan dilakukan sekitar dua bulan lalu. Namun karena terkendala kondisi medan di lapangan, baru dapat dilakukan sekarang.

Ketua Pusat Koordinator (Puskor) Hindunesia Kecamatan Sempu, Kartijo menambahkan, tanda guratan di batu tersebut tertulis sebuah aksara kuno. Tulisan tersebut diduga sebagai guratan huruf-huruf suci.

“Hasil diskusi dari pakar sejarah kepenulisan, ada yang mengatakan Ra, ada juga Na tapi N titik diatas, dibaca Nya. Atau dalam bahasa Bali Nye,” ungkap Kartijo.

Pihaknya juga mengaku guratan tulisan tersebut mirip dengan Aksara Modre khas Bali dan Aksara Murda dari Jawa. Berdasarkan pengakuan spiritual Jro Mangku Ireng, guratan tersebut ditulis oleh seorang pertapa, Ki Bagus Penyejeran.

“Dulunya mungkin pernah bertapa di sini. Tapi mengenai hal tersebut kami akan melakukan penelurusan lebih lanjut,” ujar Kartijo.

Sebagai informasi di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi memang memiliki banyak situs-situs kuno peninggalan dari masa lalu. Desa ini terletak di bawah lereng Gunung Raung. Konon, di wilayah ini ada sisa-sisa dari berbagai peradaban mulai dari megalitikum sampai era Kamardikan. Termasuk batu bergurat tersebut. (*)