Patut Ditiru, Siswa SMP di Batu Bersihkan Jalur Pendakian Dari Sampah
- timesindonesia
Prihatin dengan perilaku pendaki gunung yang buang sampah sembarangan, siswa SMPN Satu Atap Pesanggrahan 2, Kota Batu lakukan gerakan pungut sampah.
Dengan tekun para siswa yang tergabung dalam Komunitas Peduli Lingkungan ini memunguti sampah yang berserakan di jalur pendakian Gunung Panderman.
Tidak hanya itu, para siswa ini juga memberikan seruan moral kepada para pendaki agar tidak membuang sampah sembarangan. Caranya mereka membuat poster dari kertas manila dan menuliskan berbagai seruan moral seperti "Jangan tinggalkan sampahmu, layaknya kamu meninggalkan mantanmu,"
Diingatkan dengan cara ini, beberapa pendaki bukannya marah, malah memilih berfoto bersama para pecinta lingkungan ini.
"Kegiatan ini kita laksanakan sebagai bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan, karena itu kita lakukan pungut sampah di sepanjang jalur pendakian Gunung Panderman Kota batu sekaligus sosialisasi kepada para pendaki," ujar Ketua Komunitas, Bagus Pratama.
Menurutnya kegiatan ini adalah kegiatan perdana yang dilaksanakan para siswa, rencananya akan dilanjutkan rutin setiap 2 minggu sekali.
"Kami lakukan karena terkadang pendaki tidak hanya meninggalkan jejak akan tetapi juga sampah yang ditinggalkan," ujarnya.
Bagus mengatakan bahwa banyak pendaki Gunung Panderman yang meninggalkan masalah sampah. Tidak hanya meninggalkan sampah di sekitar pos pendakian, jalur pendakian hingga lokasi perkemahan dan Puncak Panderman banyak sekali ditemukan sampah.
Karena itulah terbersit ide kegiatan mengingatkan lewat gerakan pungut sampah dan mengingatkan lewat kata - kata di poster yang unik seperti. "kebersihanmu sebagian dari hidupmu, hutanku jangan ditinggali sampahmu. Udah gede masih aja buang sampah sembarangan"inget umur ya!".
Saat melakukan kegiatan, para siswa berhasil membawa tiga kantong plastik warna merah besar penuh berisi sampah yang didominasi plastik kemasan snack, rokok dan berbagai sampah lainnya. Para siswa berjalan sambil memunguti sampah sekitar 1,5 kilometer.
Guru Pembina SMPN Satu Atap Pesanggrahan 2, Eri Hendro Kusuma mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pendidikan watak dan perilaku.
"Melalui internalisasi dan aplikasi dari civic knowledge, civic values maupun civic skill dimana siswa dituntut untuk belajar tidak hanya dikelas tapi dituntut untuk bisa menerapkan ketiga kompetensi yang diperolehnya melalui pengalaman nyata yang dipraktikkan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada dilingkungan," ujar Eri.