Mengingat Peran BJ Habibie Dalam Pendirian PT INKA

Direktur Utama PT INKA mengungkapkan andil BJ Habibie di PT INKA. (Foto: Ito Wahyu Utomo/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Jajaran PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero) Madiun ikut merasakan duka mendalam, atas meninggalnya Presiden RI ke-3, Prof Dr Ing BJ Habibie. Ini karena BJ Habibie ikut memiliki andil yang cukup desar dalam pendirian PT INKA tahun 1981 lalu.

Direktur Utama PT INKA (Persero) Madiun, Budi Noviantoro mengaku sangat kehilangan sosok Bapak Teknologi Indonesia itu. Untuk mengenang jasa BJ Habibie, Budi bersama jajaran berjanji akan terus berkarya untuk bangsa.

Untuk mendoakan almarhum Presiden RI ke-3 tersebut, sejumlah karyawan INKA juga telah menggelar salat gaib di Masjid Al-Hadiid kompleks PT INKA.

“Pak Habibie adalah pendiri PT INKA. Tanpa beliau ya tidak ada INKA. Saya sebagai Dirut dan jajaran direksi dan seluruh karyawan PT INKA (Persero) juga sangat kehilangan sosok beliau. Semoga beliau khusnul khotimah dan yang ditinggalkan mendapatkan tambahan kekuatan iman. Kami dan seluruh jajaran akan tetap dan wajib hukumnya untuk melanjutkan, mengerjakan apa yang telah dirintis beliau untuk INKA,” ujar Budi Noviantoro.

Budi mengungkapkan, inisiatif BJ. Habibie mendirikan PT INKA dilatarbelakangi sejumlah hal antara lain kinerja perkeretaapian yang terus menurun terutama pada tahun tahun 1970-an. Saat itu jumlah sarana perkeretaapian di Indonesia seperti lokomotif, kereta penumpang dan gerbong barang yang dimiliki Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) terus berkurang.

Pada masa itu terjadi juga ketergantungan kepada impor yang berakibat berkurangnya devisa negara. Untuk mengurangi hal itu, di era 1980-an, Indonesia mengambil model kebijakan substitusi impor dan alih teknologi yang digagas Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Urusan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (UP3DN).

Menurut Budi, kebijakan tersebut berisi bahwa setiap pengadaan sarana kereta api oleh PJKA harus dikaitkan dengan impor dalam bentuk terurai untuk dirakit di dalam negeri. Oleh BJ Habibie yang saat itu sebagai Menristek Kepala BPPT, dipertajam menjadi strategi transformasi industri dan alih teknologi.

Artinya, BJ Habibie menginginkan SDM nasional tidak hanya pintar ‘menjahit’ dalam artian hanya merangkai, tetapi juga harus memiliki kemampuan berkreasi dan berinovasi dalam teknologi perkeretaapian.

Atas inisiasi itu, pemerintah mendirikan PT INKA (Persero) yang berpusat di Madiun, Jawa Timur sebagai wahana transformasi industri dan alih teknologi perkeretaapian di tanah air. Sasarannya adalah industri kereta api nasional yang mandiri dan bisa terbebas dari ketergantungan produk luar negeri.

“Jadi beliau berfikir kalau orang lain bisa membuat, kenapa kita nggak bisa buat. Sekarang terbukti kan, malah kita kirim ke beberapa negara,” tegas Budi Noviantoro saat menjelaskan andil BJ Habibie terhadap PT INKA.