Lokalisasi Sunan Kuning Semarang Ditutup, Siap Jadi Wisata Religi
VIVA – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengag akhirnya resmi menutup lokalisasi Argorejo atau lebih populer dengan lokalisasi Sunan Kuning. Penutupan dilakukan langsung oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat, 18 Oktober 2019.
Momentum penutupan lokalisasi yang konon terbesar di Jawa Tengah itu dilakukan dalam sebuah acara seremonial yang juga dihadiri oleh ratusan penghuninya. Penanda Sunan Kuning ditutup adalah dengan memampang sebuah papan penanda yang bertuliskan "Wilayah Argorejo (SK) Kawasan Bebas Prostitusi".
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Hendi berpesan kepada para Wanita Pekerja Seks (WPS) untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan layak usai penutupan lokalisasi. Apabila ada WPS asal Kota Semarang yang mencari kerja, Pemkot siap mencarikan solusi.
"Bagi yang di luar Semarang, silahkan pulang dan cari pekerjaan yang layak. Bekerja yang halal, walau gajinya dikit," ujar Hendi dilansir dari laman VIVAnews..
Hendi juga memberikan imbauan tegas soap menindak tegas bagi orang yang masih menjalani praktik prostitusi secara terselubung di lokalisasi Sunan Kuning. Hal itu mengacu sesuai Perda Nomor 5 Tahun 2017 tentang Ketertiban Umum.
Terkait bisnis karaoke milik warga asli Argorejo, pihaknya masih memperbolehkan membuka usahanya. Namun, ia meminta pemilik bisnis karaoke bisa mengurus perizinan dalam waktu tahun ini.
"Saya kasih waktu satu tahun untuk segera mengurus izin," tutur dia.
Setelah penutupan lokalisasi yang berdiri sejak 1966 tersebut, Pemkot Semarang berencana membentuk kampung tematik Religi. Di mana di kawasan itu terdapat makam penyebar agama Islam ternama bernama Soen An Ing.
"Sambil menuju pembuatan kampung tematik, nanti 2020-2021 fokuskan untuk optimalisasi kampung religi Sunan Kuning. Diharapkan usaha yang tadinya support untuk prostitusi akan jadi support untuk wisata," jelas Hendi.
Diketahui, sebanyak 448 PSK mendapatkan dana tali asih berjumlah Rp5 juta. Mereka akan menerima buku rekening tabungan dari Bank Jateng.
Selama empat hari kedepan, para WPS dipastikan segera pulang ke daerah masing-masing. Serta tidak akan ada aktivitas, termasuk karaoke di kawasan RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon.