Ada Ferrari Dalam Lumbung Garuda, Ini Penjelasan Bea Cukai

Harley-Davidson selundupan di pesawat Garuda Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

VIVA – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, merespons viralnya video pesawat Garuda Indonesia yang diduga membawa balik Mobil Ferrari berwarna merah di dalam lambung pesawat setelah menurunkan Harley Davidsn selundupan dan dua buah sepeda Brompton ke Indonesia.

Video tersebut diunggah dalam akun twitter @kurawa. Akun tersebut mengupload video tersebut hari ini, 6 Desember 2019, pukul 06.58 WIB dan memberikan keterangan bahwa Mobil Ferrari tersebut di bawa balik ke London Heathrow dari Denpasar Bali.

Kepala Subdirektorat Komunikasi Dan Publikasi Bea Cukai Deni Surjantoro menegaskan bahwa keterangan yang diberikan dalam video tersebut adalah kabar bohong semata atau hoax. Sebab setelah dilakukan pengecekan, mobil itu tidak terkait dengan kasus selundupan motor Harley Davidson dan Sepeda Brompton.

"Ya, sudah kita pastikan, berdasarkan info dari lapangan, tidak ada itu," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 6 Desember 2019.

Deni menegaskan, keterangan itu telah diperkuat setelah sebelumnya Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi berencana akan meninjau ulang fakta yang termuat dalam video tersebut, kemarin, Kamis, 5 Desember 2019, usai konferensi pers pengungkapan kasus selundupan Harley Davidoson dan dua buah sepeda Brompton.

"Aku musti cek kalau itu ya. Enggak-enggak, itu saja, kita temukan itu (komponen motor Harley Davidson dan dua buah sepeda Brompton)," tutur dia.

Sebagai informasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, terkait dugaan penyelundupan komponen motor dan sepeda di dalam pesawat Garuda yang ditaksir merugikan negara hingga Rp1,5 miliar.

Hal itu dilakukan, menurut Erick Thohir, karena dugaan penyelundupan itu disebut melibatkan "bukan individu, tapi menyeluruh (PT Garuda)."

"Yang sungguh menyedihkan, ini proses secara menyeluruh di dalam sebuah BUMN, bukan individu, menyeluruh," kata Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.