Tiba di Natuna, 238 WNI Bakal Diobservasi 14 Hari

Lanud Raden Sadjad, Natuna
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) tiba di Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau dari Bandara Hang Nadim, Batam. Mereka diangkut oleh tiga pesawat, dua jenis Boeing dan satu Hercules.   

Pesawat pertama tiba pada pukul 11.05 WIB, pesawat kedua mendarat pukul 11.22 WIB. Sementara pesawat ketiga sampai sekitar pukul 11.50 WIB. 

Ketiga pesawat parkir di dekat hanggar yang dijadikan lokasi untuk observasi ratusan WNI. Di dalam hanggar tersebut terdapat 10 tenda yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap untuk menampung dan mengobservasi WNI. 

Saat pesawat pertama tiba, Menteri Kesehatan Terawan Putranto dengan menggunakan pakaian pelindung masuk ke pesawat. Sebelumnya dia mengatakan, memang akan menyambut WNI yang datang dari Wuhan, China.

Ratusan WNI tersebut akan kembali melakukan pengecekan, meski 238 WNI sudah dinyatakan sehat, sehingga dievakuasi ke Indonesia. "Tahap-tahap WHO dijalani sesuai dengan prosedur. Kondisi WNI (yang dievakuasi) sehat," kata dia, dikutip dari tvOne.

Sebelumnya dikabarkan ada 245 WNI yang akan dievakuasi, namun empat orang menolak pulang dan tiga orang WNI tidak lulus tes kesehatan untuk dievakuasi. Akibatnya, mereka harus menjalani perawatan di Wuhan, China. 

Baca juga: 

Korban Tewas Virus Corona 304 Jiwa, Terinfeksi 14.380 Orang

Underpass Kemayoran Banjir Lagi, Tak Bisa Dilintasi Kendaraan

Adapun sebanyak 238 WNI akan dilakukan beberapa tahapan dan dua skema dalam observasi. Skema pertama, membagi dua antara WNI di Wuhan dan kru yang menjemput. Untuk kru akan diobservasi antara 2-3 hari ke depan, sedangkan WNI selama 14 hari hingga dinyatakan aman untuk berbaur dengan masyarakat. 

Terawan pun menjamin bahwa WNI yang diobeservasi akan makan enak selama observasi. Diupayakan supaya WNI yang diobeservasi nyaman, senang dan tidak stres hingga imunitas tubuhnya menjadi baik. Mereka juga tidak dilarang untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman, hanya kontak fisik yang dibatasi. 

"Supaya tidak stres, ada juga senam, TV ada. Semua ada fasilitas," ujarnya. 

Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih menjelaskan bahwa dalam observasi akan dicek mana orang yang terindikasi terinfeksi dan yang tidak. Bagi yang terindikasi terinfeksi akan dipisahkan ke ruangan khusus, yakni ruang isolasi. 

"Di ruangan isolasi ini, mereka akan menjalani pengobatan dan pemulihan. Kalau sudah pulih dan sehat baru dilepas ke masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir yang dilepas itu clear dari penyakit," tuturnya.