Meski PSBB, Masih Banyak Warga Pulang Kampung Masuk Sumbar

Terminal Bus Pulogebang, Jakarta Timur
Sumber :
  • VIVA/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA – Wakil Gubernur Sumatera, Barat Nasrul Abit menyebutkan, meski sudah memasuki hari ketiga, namun penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya masih belum maksimal. Nasrul meminta, semua personil yang bertugas di posko-posko check point PSBB terutama di pintu masuk perbatasan dapat lebih ketat lagi, agar upaya memutus mata rantai penyebaran Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 bisa terwujud.

“Kita sayangkan, masih banyak yang pulang kampung. Kalau kita lihat data terakhir kemarin, belum ada pengurangan orang yang pulang kampung ini. Masih biasa saya saya lihat. Padahal sebelum kita terapkan PSBB ini, kita sudah berkirim ke gubernur provinsi tetangga, kepala kepala dinas perhubungannya untuk mengurangi mobilitas ini. Ternyata belum,” kata Nasrul Abit di Padang, Jumat 24 April 2020.

Nasrul Abit mencontohkan, pada Kamis kemarin ada dua bus besar yang membawa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia. Mereka masuk ke Sumatera Barat melalui pintu masuk perbatasan Sumbar-Riau. Tepatnya, di Pos Perbatasan Nagari Tanjung Balik,  Kecamatan Pangkalan Koto Baru, kabupaten Limapuluh Kota.

“Pagi kemarin, ada dua bus besar isinya TKI dari Malaysia. Mereka ini, akan menyebar di berbagai daerah di Sumatera Barat. Seharus, penumpang Bus tersebut diturunkan sebagian sesuai aturan Penerapan PSBB. Namun kesiapan petugas dan sarana tenda di posko ini belum ada," ujar  Nasrul Abit. 

Nasrul Abit mengingatkan kalau, pengawasan yang ada di pintu-pintu masuk, merupakan yang paling penting. Untuk itu, kita minta petugas yang bekerja di seluruh pintu masuk agar dapat lebih memperketat lagi pengawasan.

Jika ada kendaraan umum yang ingin masuk, seluruh penumpang wajib dicek dan didata. Bahkan, penumpang harus diturunkan kalau isi kendaraan itu lebih dari setengah.  

“Nanti, tentu akan ada tindakan tegas. Yang penting bagi kami, setiap orang yang masuk ke Sumbar, harus terdeteksi dengan baik. Mereka harus kita lacak terus, yang datang dari luar, minimal Isolasi 14 hari,” ujarnya. 

Dikatakannya, semua warga dari luar Sumbar akan otomatis menjadi orang dalam pengawasan dan wajib melakukan isolasi diri di rumah masing-masing.

“Kita ingin segera keluar dari COVID-19. Jadi pintu masuk Sumbar ini, sangat penting dalam rangka kita memutus mata rantai penyebaran COVID-19,” kata Nasrul Abit.

Terkait dengan rombongan TKI dari Malaysia yang kemarin melintas masuk ke Sumatera Barat, Nasrul Abit menyebutkan ada sebanyak 74 orang yang merupakan warga Sumatera Barat,  sudah ditempatkan di karantina di STPDN Baso. Selama di karantina, mereka diberi makan, dan diawasi oleh 18 tenaga medis.

“Mereka diawasi tenaga medis. Mudahan-mudahan dengan karantina ini dapat mengantisipasi penyebaran COVID-19,” tutur Nasru Abit.