Banjir Cilegon Akibat Kerusakan Lingkungan, Butuh Penertiban

Banjir di Cilegon
Sumber :
  • Tangkapan layar Twitter

VIVA – Beberapa hari lalu, warga Cilegon dibuat kaget dengan datangnya banjir bandang. Air tidak hanya berhasil menjebol tembok beton, namun juga menerjang dan menghanyutkan dua kendaraan.

Mobil yang hanyut ada di dua lokasi, yakni di Kampung Ciore Waseh dan Singkil, Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol. Sementara, pagar beton yang jebol dihantam air banjir berada di Kampung Ciore Waseh.

Air naik hingga ketinggian satu meter di wilayah tersebut, dan dalam waktu singkat merendam rumah serta kendaraan milik warga.

"Paling parah (banjir) di Grogol dan Gerem, ketinggian 1 meter lebih, mobil juga terbawa arus. Kalau mobil belum fix berapa nya, ada di Ciore Waseh sama kampung Singkil (mobil) yang hanyut," kata Ketua Taruna Siaga Bencana Cilegon, Yahya Afandi, dikutip dari VIVAnews, Sabtu 9 Mei 2020.

Menurut Yahya, penyebab terjadinya banjir yakni karena hujan turun sejak malam dan dini hari. Kondisi perbukitan Kampung Ciore Waseh yang sudah gundul dan dikeruk, menyebabkan air tak tertampung.

Banjir pun merendam beberapa titik lainnya, seperti di Gerbang Tol Cilegon Barat, Grogol, Cibeber, dan pusat Kota Cilegon. Banjir di GT Cilegon Barat diduga akibat jebolnya tanggul di dekat ruas tol Tangerang-Merak.

Video banjir bandang di Kota Cilegon yang viral di media sosial, direspon cepat oleh DPP PAN. Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, turun langsung membantu masyarakat Kampung Ciore Waseh dan Singkil.

Bersama Wakil Ketua MPR, Zulkifli Hasan dan pengurus PAN Banten serta Kota Cilegon, ia memberikan bantuan sembako berupa 1,4 ton beras, mie instan, minyak goreng, gula, sarden, dan teh.

"Kami hadir ikut merasakan, ikut andil, membantu semampu kami. Namanya cukup ya gak mungkin cukup, tapi kepedulian yang lebih penting, saling mendoakan supaya kuat menghadapi bencana," tuturnya.

Bencana banjir bandang kali ini, menurut Yandri merupakan bencana terparah selama 13 tahun, sepanjang sejarah banjir di Kota Cilegon.

"Perlu ada program jangka panjang, yang paling gampang adalah menertibkan semua pihak yang merusak lingkungan dan harusnya tidak ada kompromi dengan itu," jelasnya.

“Gunung-gunung dipapas, digunakan oleh individu untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibatnya, merugikan masyarakat. Pemerintah harus menghentikan itu," kata dia menambahkan.