Remaja 16 Tahun Diperkosa Bergilir oleh 7 Pria, Korban Dicekoki Eximer

Ilustrasi/Pemerkosaan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Empat pria berinisial FF, S, DE, dan A dicokok polisi diduga memperkosa remaja wanita berusia 16 tahun. Tragisnya, korban meninggal dunia tak lama usai mengalami kejadian ini.

Tragedi mengerikan itu bermula ketika korban diajak oleh tersangka FF yang merupakan kekasih korban ke rumah tersangka S alias Jiung di Cihuni, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, pada pertengahan Mei 2020 lalu. Di sana, korban diperkosa.

Sebelum diperkosa, korban dicekoki pil eximer hingga tidak sadarkan diri. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, korban diperkosa secara bergilir oleh tujuh orang. Tiga orang lain yaitu R, DO, dan DI hingga kini masih buron.

Beberapa hari setelah kejadian itu, korban jatuh sakit pada 26 Mei 2020. Korban kemudian dibawa keluarganya ke Rumah Sakit. Pada 9 Juni 2020, korban dibawa pulang oleh keluarganya hingga akhirnya pada 11 Juni 2020 korban menghembuskan napas terakhirnya.

"Sempat dirawat, namun keluarga memulangkan korban pada 9 Juni 2020 hingga akhirnya korban meninggal dunia," ucap Kapolsek Pagedangan, Ajun Komisaris Polisi Efri dalam keterangannya, Minggu 14 Juni 2020.

Berdasar hasil pemeriksaan sementara, motif para pelaku melakukan perkosaan adalah memang ingin melakukan hubungan seks bersama-sama. Korban pertama kali kenal dengan FF lewat media sosial Facebook. Keduanya baru sekitar semingguan saling kenal. Dari Facebook itulah akhirnya mereka berdua janjian bertemu.

Tapi ternyata pertemuan memang telah direncanakan matang-matang oleh FF. Setibanya di kediaman S, ada lima orang lagi teman FF. Semua pelaku disebutnya sudah masuk kategori orang dewasa. Umur mereka adalah kisaran 18, 24, dan 27 tahun. Hanya korban yang usianya masih masuk ketegori di bawah umur.

Lebih lanjut Efri meminta para orang tua kiranya bisa memberikan edukasi terhadap anak-anak mereka agar tidak mudah terperdaya dengan janji atau rayuan manis orang baru dikenal apalagi lewat medsos. Ia minta para orang tua bisa mendidik anak-anaknya untuk lebih bijak lagi dalam menggunakan medsos supaya kejadian semacam ini tak terulang lagi ke depannya.

"Berikan edukasi ini kepada anak-anaknya, berikan pembelajaran dan pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi itu sebagai bahan untuk orang tua memberikan pembelajaran terhadap anaknya," katanya lagi.