Wiranto: Papua Bukan Anak Tiri tapi Anak Emas

Menko Polhukam Wiranto, menggelar konferensi pers di Papua.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVAnews - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengunjungi Papua Barat pascakejadian kerusuhan di wilayah itu.

Usai tiba di Papua Barat, ketiganya melaksanakan pertemuan dengan Forkopimda Provinsi Papua Barat dan para tokoh agama, tokoh pemuda pemudi, tokoh adat, tokoh masyarakat serta mahasiswa.

Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, kunjungan ketiganya diawali dengan penyampaian situasi terkini oleh Gubernur Papua Barat, yang dilanjutkan dengan penyampaian oleh kapolda Papua Barat. Di mana, situasi saat ini di Manokwari dan Sorong sudah mulai kondusif, dengan dilaksanakan rapat dengan jajaran Forkopimda, tokoh ulama, tokoh agama, tokoh adat dan mahasiswa serta sudah sepakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

"Sedangkan kejadian di Fakfak dipicu karena adanya pengibaran bendera bintang kejora oleh kelompok-kelompok tertentu dan pembakaran pasar sehingga menimbulkan bentrok dengan kelompok Barisan Merah Putih yang dibalas dengan pembakaran kantor adat, karena sebagai markas para kelompok tertentu. Situasi saat ini di Fakfak sudah mulai kondusif," kata Kapolda Papua Barat Brigjen Pol, Harry Rudolf Nahak, Kamis, 22 Agustus 2019.

Adapun tujuan kunjungan menko Polhukam, panglima TNI, dan kapolri ke Papua Barat dalam rangka menyampaikan pesan Presiden RI kepada masyarakat Papua dan Papua Barat. Pesan tersebut yaitu mengajak untuk saling memaafkan serta kumandangkan salam persaudaraan dan salam perdamaian.

"Papua dan Papua Barat bukan anak tiri tetapi adalah anak emas dengan diprioritaskan dalam pembangunan infrastruktur dan pesetaraan harga seperti di Jawa bahkan APBN lebih besar dari provinsi lain. Kejadian kemarin merupakan kejadian yang dilakukan oknum-oknum tertentu yang ingin memecah-belah bangsa," kata Wiranto.

Dengan kejadian tersebut, Wiranto menyebut pelajaran yang didapat yaitu setiap anak bangsa agar saling menghargai, menjaga komunikasi dan merawat kebhinnekaan serta keberagaman.

"Kemudian saling memaafkan dan berpikir tentang masa depan serta duduk bersama untuk segera menyelesaikan permasalahan ini dan siapa pun yang melanggar hukum pasti nanti akan dikenakan sanksi hukum," ujarnya.

Setelah kegiatan di Sorong selesai, rombongan bertolak menuju Hotel Swissbell Manokwari untuk melaksanakan pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh ulama dan tokoh pemuda pemudi serta mahasiswa yaitu dalam rangka menyampaikan pesan Presiden RI seperti yang disampaikan saat kunjungan di Sorong.