Firli Bahuri Bantah Dapat Karpet Merah dari Pansel KPK

Firli Bahuri (kiri) saat masih jadi Deputi Penindakan KPK bersama Ketua KPK Agus Rahardjo (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVAnews - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi sudah menyerahkan sepuluh nama capim KPK ke Presiden Jokowi. Selanjutnya, Jokowi juga sudah mengirimkan nama-nama itu ke DPR pada Rabu, 4 September 2019 lalu.

Salah satu dari sepuluh nama itu adalah Irjen Firli Bahuri. Padahal, sebelumnya Firli yang merupakan mantan Deputi bidang Penindakan KPK itu mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak. Hal itu lantas memunculkan isu tidak sedap soal apakah Pansel Capim KPK sengaja memberikan keistimewaan kepadanya?

Namun, Kapolda Sumatera Selatan itu membantah keras isu tersebut. Dia menegaskan sudah melalui proses seleksi untuk menjadi pimpinan KPK periode 2019-2023 mendatang.

“Saya mengikuti semua proses seleksi, tidak ada yang berbeda. Semua calon memiliki waktu, ruang, kesempatan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada satupun calon yang memperoleh hak privilege apalagi karpet merah,” tegas Firli kepada wartawan, Kamis, 5 September 2019.

Firli masuk dalam 10 capim KPK karena sudah mengikuti serangkaian tes yang ditentukan oleh Pansel KPK. Bahkan, jenderal bintang dua tersebut yakin bahwa tim pansel sudah bekerja sangat profesional, transparan, terbuka dan akuntabel.

“Saat uji publik saya mengatakan dengan tegas bahwa jika saya memenuhi syarat kriteria jangan tidak diluluskan, demikian juga sebaliknya,” kata Firli.

Firli menilai wajar jika dia masuk dalam jajaran calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Selain telah lulus dalam serangkaian tes yang diberikan pansel, dia mengaku punya banyak solusi yang inovatif untuk menjerat para koruptor dengan cepat dan akan melakukan pengembalian recovery asset yang ada di dalam dan di luar negeri untuk dikembalikan ke negara. Salah satunya adalah pembentukan KPK perwakilan di semua provinsi.

“Pimpinan KPK yang mendatang harus memiliki manajemen yang kuat, kemampuan dan keberanian untuk melakukan perubahan,” tutur mantan ajudan Wapres Boediono tersebut. (ase)