Modus Calo Antrean Paspor, Pakai NIK dan Email Palsu

Petugas melayani pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, Jawa Barat. (Foto Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, Urai Avian, menilai terungkapnya praktik percaloan nomor antrean pengurusan paspor hingga ratusan barcode karena mudahnya pembobolan sistem dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) palsu dan sembarang email.

Diketahui, praktik percaloan ini diduga telah mengendalikan 300 barcode antrean bagi para pemohon paspor. Menurut dia, usai operasi tangkap tangan (OTT) Tim Saber Pungli, Jumat, 6 September 2019, pembenahan sistem pelayanan menjadi prioritas diajukan ke tingkat pusat.

“Nanti akan ada perbaikan sistem supaya pemohon tidak lagi bertolak dengan data yang sebenarnya karena kemarin itu sistem itu apa aja data yang masuk asal ada formalitas bisa diberikan barcode, akhirnya kelemahan itu dimanfaatkan sama oknum-oknum,” ujarnya, Senin, 9 September 2019.

Urai melanjutkan, percaloan itu sangat mudah dilakukan karena para pelaku cermat dan lihai dalam meng-input NIK palsu disertakan email dadakan. “Seperti kemarin dibikin email asal saja terus kemudian NIK yang penting jumlahnya sama, itu tembus. Mudah- mudahan nanti perbaikan, ini kita evaluasi,” ujarnya.

Menurut Urai, NIK palsu dan email dadakan menjadi dua cara ampuh dalam percaloan antrean pemohon pengurusan paspor. “Itu yang bikin mudah, asal digitnya sama saja, dapat tembus, kalau email asal sembarang, tembus, dapat barcode. Begitu mereka verifikasi ke Imigrasi, dilihat barcode-nya baru ketahuan beda,” ujarnya.

Urai menambahkan, kewenangan pembenahan sistem sepenuhnya merupakan kewenangan tingkat Kanwil dan Kementerian. “Kanim bukan pembuat kebijakan, Kanim hanya mengevaluasi temuan, melaporkan ke divisi. Divisi meneruskan ke pusat,” ujarnya. (ren)