Universitas Brawijaya Bantah Ikut Aksi di Bundaran Tugu Kota Malang

Mahasiswa di Malang kepung DPRD Malang
Sumber :
  • VIVAnews/Lucky Aditya

VIVA – Universitas Brawijaya Malang membantah terlibat aksi demonstrasi di Bundaran Tugu Malang atau halaman depan Gedung DPRD Kota Malang, yang dilakukan oleh sekitar lima ribu lebih mahasiswa se-Malang, Senin, 23 September 2019.

Rektor Universitas Brawijaya Malang, Nuhfil Hanani, menyayangkan poster hoax yang tersebar mengatasnamakan dirinya dan kampus.

Dalam poster bohong yang tersebar itu, Nuhfil mengajak seluruh mahasiswa UB untuk pindah kuliah dari gedung kampus menuju gedung DPRD Kota Malang.

"Assalamualaikum, anak-anak mahasiswaku. Besok akan ada aksi menolak beberapa RUU ngawur yang akan segera disahkan. Maka dari itu saya memutuskan untuk memindahkan seluruh kegiatan perkulihaan di UB ke depan Gedung DPRD," tulis poster hoax itu.

Menyikapi beredarnya poster hoax itu, Rektor UB memastikan, proses perkuliahan di kampusnya tetap berjalan normal seperti biasanya. Dia juga menyangkal menyerukan seluruh mahasiswanya untuk turun ke jalan melakukan demonstrasi.

"Kami tidak pernah menyampaikan atau mengeluarkan pernyataan itu. Tidak ada pemindahan pekuliahan di Gedung DPRD. Perkuliahan di UB tetap berjalan normal, tanpa ada pemindahan tempat perkulihaan," kata Nuhfil.

Sementara itu demonstran datang dari berbagai kampus dengan busana hitam-hitam. Warna hitam dipilih sebagai simbol matinya reformasi. Sambil melakukan orasi, mereka juga membentangkan sejumlah poster tuntutan, di antaranya mengkritisi kinerja DPR RI dan Presiden RI Joko Widodo.

Demonstrasi ini dilakukan sejak pukul 09.30 WIB. Hingga pukul 12.00 WIB massa masih mengepung gedung DPRD Kota Malang, beberapa di antaranya terlihat menaiki gedung DPRD. Sementara polisi berjaga ketat di lokasi, dua kendaraan water cannon dan personel anti huru-hara disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk.