Sudah 2,6 Juta Hektare Lahan Terbakar di Kalimantan Barat

Kabut asap di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Sumber :
  • VIVAnews/Ngadri

VIVA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat menyebabkan masyarakat menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pula menyebabkan penerbangan terganggu. Selain itu sudah 2,6 juta hektare lahan yang terdampak.

“Data menyebutkan seluas 2,6 juta hektare lahan dan sekitar 504.000 orang terutama anak-anak terdampak ISPA.  Di samping itu hilangnya keragaman hayati, terganggunya aktivitas ekonomi karena terjadinya pembatalan penerbangan baik internasional maupun domestik di mana terjadi hampir di sebagian pulau besar Indonesia khususnya Sumatera, Jawa dan Kalimantan,” kata Kapolda Kalbar Irjen Pol  Didi Haryono di Kalbar pada Jumat, 28 September 2019 saat menggelar Rakor Penguatan Pengendalian dan Penanggulangan Karhutla pada Lahan Gambut di Pontianak.

Kurang lebih Rp220 triliun, kata dia, kerugian ekonomi Indonesia akibat karhutla. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu dari enam provinsi penyumbang asap terbesar di Indonesia.

Pada 6 Agustus 2019 yang lalu, Presiden Joko Widodo disebutkannya memanggil beberapa pejabat pemerintah daerah termasuk Kalimantan Barat dalam rangka arahan Presiden terkait karhutla di Istana Negara.

“Beberapa penekanan Pak Presiden antara lain bahwa kejadian karhutla pada tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya jangan sampai terulang kembali. Jumlah hotspot harus turun tiap tahunnya, lakukan pencegahan jangan sampai api besar baru bingung dipadamkan,” ujar Didi.

Provinsi Kalimantan Barat memiliki kondisi geografis yang memiliki bentangan 1 1/6 Pulau Jawa dengan luas wilayah 146.807,90 kilometer persegi meliputi luas daratan 110.000 kilometer persegi  atau setara 74,93 persen. Di Kalbar terdapat lahan perkebunan dan pertanian dan juga hamparan lahan gambut yang cukup luas. Potensi geografis yang luas ini menjadikan sebuah potensi bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuka lahan dengan cara  membakar.

Sebaran hotspot di Kalbar berdasarkan pengolahan data Lapan oleh BMKG menyebutkan hotspot sepanjang bulan Agustus 2019 terdapat sejumlah 7.655 titik. Yang di mana hotspot terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang yaitu sejumlah 2.126 titik dan Kabupaten Sanggau sejumlah 1.440 titik.  

Sedangkan dari tanggal 1 September sampai dengan 23 September 2019  di Kalimantan Barat terdapat sebanyak 15.767 hotspot. Kabupaten Ketapang menjadi penyumbang terbesar dengan 8.652 titik.

“Pada 24 September 2019  sampai dengan 25 September 2019 kita bersyukur karena hampir di seluruh wilayah Kalimantan turun hujan sehingga data menyebutkan hotspot di Kalimantan berkurang secara signifikan menjadi hanya 34 titik api,” ujarnya.