Banyak Warga Wamena Mengungsi, Jokowi Minta Semuanya Tenang
VIVA – Sudah 33 korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua. Bahkan warga pendatang pun ketakutan, dan meminta agar ikut dievakuasi menjauh dari daerah itu.
Terhadap kondisi di Wamena, Presiden Joko Widodo menyampaikan imbauan agar semuanya tetap tenang. Ia menegaskan kerusuhan di sana bukan konflik etnis. Tetapi ada kelompok kriminal bersenjata atau KKB, yang turun dari gunung dan melakukan aksi-aksi pembakaran.
"Kepala suku Lembah Baliem di Wamena sudah mengajak dan mengimbau untuk seluruh warga agar tidak mengungsi keluar Wamena. Ini saya kira sebuah imbauan yang baik," kata Presiden Jokowi, di Istana Bogor, Senin 30 September 2019.
Presiden juga menegaskan bahwa aparat keamanan bekerja keras untuk menjaga warga. Kini, sudah ditetapkan sejumlah tersangka yang terlibat aksi kekerasan di Wamena.
Jokowi juga sudah menginstruksikan Menkopolhukam, TNI dan Polri untuk mengejar pelaku KKB tersebut. Terkait dengan warga yang takut dan meminta diungsikan, Presiden mengatakan akan tetap dilakukan.
"Karena ada yang masih merasa takut kemudian minta untuk dievakuasi ke Jayapura ya dilakukan. Tetapi terus kita imbau agar masyarakat tidak keluar dari Wamena karena aparat keamanan sudah bisa mengamankan," jelas Jokowi.
Jumlah pengungsi di sejumlah titik pengungsian di Wamena mencapai 6.784 warga. Pengungsi yang sudah dievakuasi oleh TNI/Polri ke kota Jayapura sebanyak 3.213 orang.
Data yang dirilis Kodim 1702/Jayawijaya mencatat ada 6.784 warga di Wamena yang kini mengungsi ke sejumlah titik pengungsian seperti di kantor polisi, Markas Kodim, gereja dan lainnya.
Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso kepada Kompas bahkan menyebutkan jumlah warga yang mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura pada hari Minggu, 29 September 2019 telah mencapai 10.000 orang. Mereka umumnya warga pendatang.
"Sekarang yang daftar sudah sekitar 10.000. Ada 2.670 yang sudah diangkut ke Jayapura," ujar Bowo di Jayapura.